Peluang Usaha

clicksor

sitti

Anda Pengunjung ke

Minggu, 19 Desember 2010

Laporan Koperasi

Download Disini : http://www.ziddu.com/download/13035447/laporanKPGS.doc.html

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Kegiatan perekonomian nasional tidak lepas dari peran serta koperasi dan usaha mikro, kecil, dan menengah. Keberadaan koperasi selama ini mampu menyangga perekonomian kerakyatan bahkan pada kondisi krisis yang dibuktikan dengan eksisnya keberadaan koperasi meskipun kondisi krisis pada tahun 1997 dan 2008 lalu.
Hal ini mendorong kami untuk mengetahui secara mendalam mengenai peran dan fungsi, serta pengelolaan koperasi dalam usaha membangun perekonomian rakyat. Oleh karena itu, kami mengadakan kunjungan lapangan ke salah satu koperasi yang berada di Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut yaitu Koperasi Pengolahan Garut Selatan (KPGS). KPGS merupakan salah satu koperasi teladan tingkat nasional dalam mengelola usahanya sehingga diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan terutama menganai praktek pengelolaan koperasi. Selain itu, kegiatan ini merupakan rangkaian dari Pelatihan Manajerial dan Kewirausahaan Koperasi dan UMKM yang diadakan oleh Balai Pelatihan Koperasi dan UMKM Propinsi Jawa Barat.

1.2 Maksud dan Tujuan
Kunjungan koperasi ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui cara pengelolaan koperasi yang baik.
2. Mengetahui peran penting koperasi (KPGS) dalam memajukan perekonomian masyarakat Kecamatan Cikajang.






BAB II
GAMBARAN UMUM

2.1 Sejarah Singkat Koperasi
Pada tanggal 29 Juli 1974 awalnya dibentuk dan didirikan sebagai amalgamasi dari Koperasi Pertanian (Koperta) Desa Cikajang, Desa Cikandang dan Desa Cigedug menjadi KUD Cikajang I. Bidang usaha yang dikelola oleh KUD Cikajang I tersebut berupa sektor pertanian. Perkembangan selanjutnya sejalan dengan kebijakan Pemerintah melalui kredit program sapi perah pada tahun 1979, KUD Cikajang I merupakan KUD Pertama di Kabupaten Garut yang menangani usaha susu sapi. Pada tanggal 23 Maret 1992 nama KUD Cikajang I dirubah menjadi KUD Mandiri Cikajang. Tanggal 17 Juli 1996 memutuskan penggantian nama KUD Mandiri Cikajang menjadi KUD “Karya Utama Sejahtera”
Selanjutnya rapat anggota khusus perubahan Anggaran Dasar yang dilaksanakan pada tanggal 28 April 2005 dengan badan hukum yang sama yaitu bernomor : 6093/BH/PAD/KWK.10/VII/1996 tanggal 17 Juli 1996, maka KUD “Karya Utama Sejahtera” mengalami perubahan Anggaran Dasar dan nama koperasi menjadi “Koperasi Peternak Garut Selatan Cikajang” dengan nama singkatan KPGS Cikajang.

2.2 Visi Koperasi
Koperasi Peternak Garut Selatan Cikajang (KPGS – Cikajang), mempunyai visi :
“Iman dan taqwa melandasi segala aspek dan kegiatan Koperasi Peternak Garut Selatan Cikajang”.

2.3 Identitas Koperasi
Nama Koperasi : Koperasi Peternak Garut Selatan Cikajang
(KPGS – Cikajang)
Alamat : Jalan Raya Desa Cibodas
Kecamatan Cikajang Kabupaten Garut Kode Pos 44171
Badan Hukum : 6093/BH/PAD/KWK.10/VII/1996 Tanggal 17 Juli 1996
NPWP : 1.445.568.7-425
ITU : Nomor : 503/40/ITU/Perek Tgl 26 Nopember 1997
TDP : Nomor : 1013200047 Tanggal 14 April 1997
SIUP : Nomor : 00033-00052/10-14/PM/IX/93/P.IV Tanggal 25 September 1993, Tanggal Pendirian 29 Juli 1974

2.4 Organisasi dan Manajemen
Pengurus
Ketua : Ir. H. Tendy Kusmayadi, MP
Sekretaris : Tjutju Tjukanda
Bendahara : Enceng Supriatna
Pengawas
Ketua : E. Suherman
Anggota : Teteng Haelani

Untuk mendukung pelayanan yang efektif dan efisien, KPGS dipimpin oleh 2 ujung tombak manajemen, yaitu Manajer Utama dan Assisten Manajer Utama. Didukung oleh 3 Manajer Divisi dan 69 Karyawan .
Manajer Utama : Adeng Hardiana
Ass. Manajer Utama : Anang Suryana W.




2.5 Bidang Usaha dan Kegiatan Bisnis
Kegiatan utama dari KPGS Cikajang adalah menampung susu segar dari para anggota peternaknya dan kemudian menjualnya ke PT. Indomilk, PT. Indolakto, PT. Danone Dairy Indonesia dan PT. Ultrajaya. Unit bisnis ini memiliki peranan yang sangat penting dalam menunjang kelangsungan hidup KPGS Cikajang, sehingga dalam menjalankan usaha ini dibantu oleh unit usaha penunjang lainnya, yaitu unit usaha makanan ternak dan unit usaha warung serba ada. Walaupun sebagai unit penunjang dari kegiatan inti, unit ini juga membantu koperasi dalam memenuhi kebutuhan peternak anggota dan dapat meningkatkan keuntungan koperasi. Lebih jelasnya bidang usaha KPGS tertera dibawah ini :
 Usaha Sapi Perah/Susu Segar
 Usaha Makanan Ternak
 Usaha Simpan Pinjam
 Warung Serba Ada
 Pasteurisasi dan Yoghurt
Usaha peternakan sapi perah dengan susu segar sebagai komoditas utama merupakan suatu sistem agribisnis yang terdiri dari beberapa subsistem, yaitu subsistem I, subsistem II, subsistem III dan subsistem IV. KPGS Cikajang sebagai pelaku dalam sistem agribisnis berperan pada subsistem tertentu. Untuk lebih jelasnya skema atau alur sistem agribisnis persusuan di KPGS Cikajang.


Kegiatan pemasaran yang dilakukan KPGS Cikajang dilakukan setiap hari setelah para peternak menyetorkan susunya ke koperasi. Susu segar hasil pembelian dari seluruh anggota setiap harinya dikirim atau dijual ke PT. Indonesia Milk Industries (Indomilk), PT. Indolakto, PT. Danone Dairy Indonesia dan PT. Ultrajaya atau dipasarkan langsung ke konsumen. Pada umumnya konsumen membeli susu segar langsung datang ke koperasi. Berikut ini gambar alur distribusi susu segar mulai dari peternak sampai ke konsumen

Sedangkan, Kegiatan usaha makanan ternak berdiri pada tahun 1989 dengan jumlah kelompok sampai saat ini sebanyak 29 kelompok. Sejalan dengan peningkatan baik kualitas maupun kuantitas produk susu, maka penanganan usaha makanan ternak mendapat prioritas utama karena usaha ini merupakan pendukung dari usaha sapi perah.
Prosedur pemesanan makanan ternak oleh anggota ke KPGS adalah anggota memesan kepada ketua kelompok peternak kemudian ketua kelompok peternak tersebut memesan ke unit usaha makanan ternak di KPGS. Selanjutnya pesanan itu akan diantarkan secara langsung oleh KPGS ketempat yang telah ditentukan dengan menggunakan armada yang tersedia.




BAB III
BIDANG KELEMBAGAAN

3.1 Pengembangan Partisipasi Anggota
Koperasi Peternak Garut Selatan (KPGS) Kecamatan Cikajang hanya menerima anggota (peternak) yang berasal dari Kecamatan Cikajang. Hal ini sesuai dengan AD/ART KPGS. Selain itu KPGS juga memilki calon anggota. Calon anggota adalah masyarakat yang menginginkan menjadi anggota di KPGS namun belum memenuhi seluruh persyaratan sesuai AD/ART KPGS.
Pada tahun 1974, anggota KPGS berjumlah 20 anggota. Sepanjang perjalanan KPGS itu hingga kini jumlah anggotanya lebih dari 6.500 anggota.

3.2 Peningkatan Peran dan Fungsi Pengurus
• mengelola koperasi dan usahanya
• mengajukan rancangan rencana kerja serta rancangan rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi
• menyelenggarakan Rapat Anggota
• mengajukan laporan keuangan dan pertanggungjawaban tugas
• menyelenggarakan pembukuan keuangan dan inventaris secara tertib
• memelihara daftar buku anggota dan pengurus
• memutuskan penerimaan dan penolakan anggota baru serta pemberhentian anggota sesuai dengan ketentuan dalam anggaran dasar
• melakukan tindakan dan upaya bagi kepentingan koperasi sesuai dengan tanggung jawabnya dan keputusan Rapat Anggota

KPGS memiliki pengawas yang bertugas mengawasi kinerja pengurus sehingga kinerja pengurus KPGS setiap periode meningkat secara signifikan. Untuk mendukung pelayanan yang efektif dan efisien, KPGS dipimpin oleh 2 ujung tombak manajemen, yaitu Manajer Utama dan Assisten Manajer Utama. Didukung oleh 3 Manajer Divisi dan 69 Karyawan . Satu periode kepengurusan berjalan selama 5 tahun, dan tiap tahunnya pengurus dan pengawas yang sedang menjabat harus menyerahkan laporan tahunan diantaranya laporan keuangan. Pada umumnya laporan keuangan disampaikan pada rapat anggota tahunan. Selain itu pengurus, pengawas, dan perwakilan anggota secara rutin melakukan audit keuangan tiap satu sampai tiga bulan sekali.
Untuk mengembangkan soft skill para pengurus dan anggota, KPGS mengadakan pembinaan yang berkesinambungan dan mendatangkan tim ahli yang berasal dari universitas-universitas serta dinas peternakan daerah.
Selain bekerjasama dengan tim ahli untuk pembinaan, KPGS juga bekerjasama dengan perusahaan pengolah susu seperti Indolakto, Danone, dan Ultra Jaya. Konsumen utama KPGS adalah Indolakto. Perusahaan pengolah susu ini juga turut membantu peningkatan kualitas serta memberikan modal investasi berupa mesin pendingin susu dengan kredit tanpa bunga.
Permasalahan yang sering dihadapi oleh KPGS antara lain adalah adanya salah persepsi baik antar pengurus maupun anggota, adanya anggota KPGS Cikajang yang menjual hasil produksi susunya ke koperasi lain yang memiliki bidang usaha yang sama misalnya ke Koperasi Bayongbong, adanya ketua kelompok yang tidak amanah karena tidak menjalankan tugas sebagaimana mestinya, misalnya kekhilafan dalam memakai uang pinjaman yang seharusnya diberikan kepada anggota. Salah satu permasalahan yang paling penting adalah KPGS belum memiliki alat yang digunakan untuk mengukur TPC (metode untuk menghitung jumlah koloni bakteri yang terkandung didalam susu).









BAB IV
BIDANG UNIT USAHA

Kegiatan utama atau core business dari KPGS Cikajang adalah menampung susu segar dari para anggota peternaknya dan kemudian menjualnya ke PT. Indomilk, PT. Indolakto, PT. Danone Dairy Indonesia dan PT. Ultrajaya. Unit bisnis ini memiliki peranan yang sangat penting dalam menunjang kelangsungan hidup KPGS Cikajang, sehingga dalam menjalankan usaha ini dibantu oleh unit usaha penunjang lainnya, yaitu unit usaha makanan ternak dan unit usaha warung serba ada. Walaupun sebagai unit penunjang dari kegiatan inti, unit ini juga membantu koperasi dalam memenuhi kebutuhan peternak anggota dan dapat meningkatkan keuntungan koperasi. Lebih jelasnya bidang usaha KPGS tertera dibawah ini :
 Usaha Sapi Perah/Susu Segar
 Usaha Makanan Ternak
 Usaha Simpan Pinjam

4.1 Unit Usaha
Adapun beberapa unit usaha yang digarap oleh Koperasi Peternak Garut Selatan antara lain :

4.1 .1 Usaha Sapi Perah/Susu Segar
Usaha peternakan sapi perah dengan susu segar sebagai komoditas utama merupakan suatu sistem agribisnis yang terdiri dari beberapa subsistem, yaitu subsistem I, subsistem II, subsistem III dan subsistem IV. KPGS Cikajang sebagai pelaku dalam sistem agribisnis berperan pada subsistem tertentu. Untuk lebih jelasnya skema atau alur sistem agribisnis persusuan di KPGS Cikajang.


Dalam pengembangannnya usaha KPGS tersebut mengalami bebertapa kendala terkait dengan teknis yaitu:
1. Keterbatasan Teknologi
Tidak dimiliki mesin UHT untuk memproduksi susu, sehingga produk tidak tahan lama, maksimal hanya 6 hari.
2. Terbatasnya Bibit Sapi Unggul
Hal ini disebabkan kualitas dan kuantitas sapi petrenak yang ada masih belum memenuhi standar dan target permintaan, disamping itu harga jual sapi impor yang memiliki kulitas unggul masih tinggi, yaitu sekitar Rp 20.000.000,00 per ekor sapi.
3. Jarak antara peternak sapi dengan koperasi masih relative jauh, sehingga masih membutuhkan waktu dan biaya tambahan.
4. Adanya kompetitor kuat pada produk susu UHT.

4.1.2 Unit Pakan Ternak
Pakan ternak merupakan komponen penting dalam menjaga kualitas produk susu, oleh karena itu KPGS memfasilitasi para peternak dengan mensuplly pakan ternak yang berkualitas.
Kegiatan usaha makanan ternak berdiri pada tahun 1989 dengan jumlah kelompok sampai saat ini sebanyak 29 kelompok. Sejalan dengan peningkatan baik kualitas maupun kuantitas produk susu, maka penanganan usaha makanan ternak mendapat prioritas utama karena usaha ini merupakan pendukung dari usaha sapi perah.
Prosedur pemesanan makanan ternak oleh anggota ke KPGS adalah anggota memesan kepada ketua kelompok peternak kemudian ketua kelompok peternak tersebut memesan ke unit usaha makanan ternak di KPGS. Selanjutnya pesanan itu akan diantarkan secara langsung oleh KPGS ketempat yang telah ditentukan dengan menggunakan armada yang tersedia.

4.1.3. Unit Simpan Pinjam
Unit ini bergerak dalam usaha simpan pinjam dana usaha untuk seluruh anggota koperasi.

4.1.4. Warung Serba Ada
Unit ini membuka usaha pengadaan barang-barang keperluan sehari-hari untuk memenuhi konsumsi para anggota.

4. 1.5. Usaha Non-Profit
Usaha ini terdiri dari:
a) Pelayanan peterenak bantuan kredit
b) Pelayanan kesehatan peternak (Dana Usaha Kesehatan Peternak)

4.2 Deskripsi Produk
Deskripsi produk pengolahan susu pasteurisasi terdiri dari beberapa tahap yaitu :
• Pre Produksi
• Produksi
• Pasca Produksi


4.3 Pre-Produksi
Yaitu dilakukan pengujian standar kualitas susu sapi sebelum dihimpun ke KPGS, dengan cara :
1. Uji Alkohol
Susu memiliki kualitas baik apabila, tidak terurai dan tidak pecah oleh Alkohol.
2. Uji Berat Jenis
3. Uji Organoleptik
Terdiri dari 3 uji, yaitu ujii rasa, bau, dan uji warna
4. Tes Lactoscheme
Menguji ada tidak nya bakteri lactobacillus pada kandungan susu.

4.4 Produksi
SUSU TERKUMPUL PASTEURISASI

4.5 Pasca Produksi
Pemasaran dilakukan dengan melakukan penjualan langsung pada distributor susu di sekitar Garut dan beberapa permintaan di daerah sekitar Jawa Barat

4.6 Analisa Dampak Lingkungan
Industri ini dapat dikatakan tidak menghasilkan limbah berbahaya. Adapun limbah berupa kotoran ternak telah termanfaatkan sebagai sumber Biogas yang akan ditampung oleh perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang biogas.


BAB V
PERMODALAN

Koperasi peternak garut selatan (KPGS) adalah koperasi yang memiliki basis di garut selatan dan berdiri sejak 1979. Untuk mendirikan usaha ini koperasi memiliki beberapa sumber dana yaitu:
1. Simpanan modal anggota sebanyak Rp. 627.000.000,-
2. Modal sendiri sebanyak Rp. 4.187.000.000,- yang terdiri dari uang muka, donasi, simpanan khusus dan SHU
3. Modal luar sebanyak total 14 milyar yang berasal dari pinjaman Bank, hutang, simpanan, pendapatan yang ditangguhkan, serta bantuan dari pemerintah
Total asset hingga saat ini berjumlah Rp. 18.235.000.000,- yang dijelaskan pada grafik berikut:










Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa, total asset yang dimiliki KPGS mengalami peningkatan drastic dari tahun 1998 hingga saat ini. Beberapa hal yang menjadi penyebab meningkatnya total asset ini di antaranya adalah:
1. Perubahan struktur koperasi. Pada tahun 1996, koperasi ini masih berbentuk KUD dengan nama Koperasi Karya Utama Sejahtera yang meliputi lebih dari satu kecamatan. Pada tahun 2005, koperasi ini mengalami perubahan AD/ART pada rapat anggota tahunan dan berubah nama menjadi KPGS. Hal ini juga berarti jangkauan wilayah produksi koperasi meluas dan meningkatkan jumlah asset.
2. Peningkatan usaha KPGS mendorong banyak mitra pengusaha dan koperasi yang membentuk unit-unit produksi di bidang sapi perah.
Pada tahun 2002, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil & Menengah (KUKM) mengeluarkan bantuan dana berupa bibit sapi perah sebanyak 118 ekor kepada Koperasi Peternak Garut Selatan (KPGS).



















Keterangan :
*) Pada Tahun 2003 timbul kerugian sebagai akibat pengelolaan sapi sistem kandang koloni, Pelayanan Konsumen PLN, Usaha KUT, Usaha Pangan dan Usaha Kiostel, yang perhitungannya sebagai berikut :



(Rp)
1 SHU Usaha Susu/Makter 83.382.346,89
2 SHU Usaha Simpan Pinjam 95.367.629,00
3 SHU Usaha Waserda 8.711.720,00
4 SHU Pel.Konsumen PLN (11.593.977,00)
5 SHU Usaha KUT (462.000,00)
6 SHU Usaha Sapi Koloni (758.475.309,50)
7 SHU Usaha Pangan (300.000,00)
8 SHU USAHA Kiostel (313.192,00)
Jumlah SHU (583.682.782,61)

Seperti terlihat dalam grafik di atas, jumlah SHU menurun sejak tahun 2002 hingga 2003 yang disebabkan KPGS tidak dapat meng-handle banyaknya jumlah sapi yang disumbang oleh pemerintah.
Penyebab dari masalah ini adalah KPGS tidak dapat mengelola limbah, tidak mampu untuk membeli rumput dan pakan lainnya terutama pada saat kemarau sehingga jumlah produksi menurun. Untuk mengatasi masalah tersebut, KPGS mengubah kebijakannya dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT) tahun 2003 dengan mengangkat ketua koperasi baru untuk mengatasi masalah tersebut. Langkah yang diambil adalah dengan mengembalikan sebagian besar sapi tersebut pada pemerintah dan mengurus sapi-sapi yang tersisa sesuai dengan kapasitasnya. KPGS kemudian mengadakan perjanjian dengan pemerintah untuk membatasi jumlah sapi sumbangan yang diberikan agar dapat didiskusikan dahulu saesuai dengan kapasitas koperasi.
Setelah langkah kebijakan tersebut diambil terjadi peningkatan jumlah Sisa hasil Usaha (SHU) pada akhir tahun 2003 di atas Rp. 200.000.000 (seperti terlihat pada grafik), dan bibit sapi perah sebanyak 118 ekor kemudian sampai saat ini berkembang menjadi 500 ekor.
Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) berdasarkan Anggaran Rumah Tangga Bab XI Pasal 56 yang telah mendapat revisi dan disyahkan melalui rapat anggota pada kesempatan RAT tahun buku 2005 yaitu menaikkan Dana Anggota menjadi 50% dan Dana Cadangan diturunkan dari 30% menjadi 20%. Adapun alokasi sisa hasil usaha (SHU) pada KPGS adalah sebagai berikut:
1. 50 % SHU dialokasikan untuk anggota,
2. 20 % SHU dialokasikan untuk dana cadangan
3. 10 % SHU dialokasikan untuk pengurus
4. 5 % SHU dialokasikan untuk pengawas
5. 5 % SHU dialokasikan untuk karyawan
6. 5 % SHU dialokasikan untuk dana pendidikan
7. 5 % SHU dialokasikan untuk sosial
Laporan keuangan yang dibuat oleh pengurus dan diawasi oleh pengawas dilaporkan secara berkala setiap 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan dan 1 tahun. Pada akhir tahun laporan keuangan dilaporkan oleh pengurus dalam rapat anggota tahunan

Salah satu unit usaha yang dimiliki oleh KGPS adalah unit simpan pinjam. Berikut ini adalah penjelasan mengenai permodalan keuangan di unit tersebut (Anonim, 2009).
• Pada awalnya modal dihimpun dari 40 orang karyawan dan 5 orang pengurus dari simpanan khusus karyawan Rp.5.000,00 Pengurus Rp.10.000,00 serta selama 3 bulan tidak boleh ada yang meminjam atau mengambil sehingga terkumpul modal awal sebesar Rp.700.000,00 pada Bulan Februari 1996
• Modal s/d Bulan September 2009 sebesar Rp. 1.866.833.000,00 terdiri dari :
SP Koperasi Rp. 1.648.088.000,00
SP Konvensional Rp. 218.745.000,00
• Dana Bergulir Pola Konvensional
 Pada tanggal 14 Februari 2007 KPGS menerima bantuan dari Menteri Negara Koperasi dan UKM RI Dana Bergulir sebesar Rp. 100.000.000,00 yang dipinjamkan kepada anggota KPGS maupun luar KPGS dengan maksimal pinjaman sebesar Rp. 4.000.000,00 dengan limit waktu 12 bulan dan bunga 2% flat
 KPGS baru mencicil sebesar Rp. 22.500.000,00 untuk cadangan perguliran baru dan Rp. 16.000.000,00 untuk cadangan pembinaan

• Perkembangan Bidang Keuangan Unit Simpan Pinjam
a. Gambaran Keuangan USP KPGS
No Uraian Rencana Th.2009 (Rp.) Realisasi Per Sept.Th.2009 (Rp.)
1 Pendapatan 300.000.000,00 256.901.300,00
2 Pengeluaran 65.000.000,00 60.359.369,22
3 S H U 235.000.000,00 196.531.940,78


b. Neraca Unit Simpan Pinjam Koperasi Peternak Garut Selatan (KPGS) Per September 2009
NO AKTIVA Per Sept 2009
I. AKTIVA LANCAR
Kas dan Setara Kas
Piutang Usaha
Penyisihan PTT
46.626.131,00
1.697.790.165,00
(96.327.658,11)
Jumlah 1.648.088.637,89
II. AKTIVA TIDAK LANCAR
Nilai Perolehan Aktiva Tetap Akumulasi Penyusutan
24.040.000,00
(13.683.000,00)
Jumlah 10.357.000,00
TOTAL AKTIVA 1.658.445.637,89



NO
PASSIVA 2008
III. KEWAJIBAN JK. PENDEK
Hutang Simpanan Anggota
Dana-dana
2.555.000,00
30.000.000,00
Juml. Kewajiban Jk. Pendek 32.555.000,00
IV. KEWAJIBAN JK. PANJANG
RC. Unit Susu
663.074.319,47
Juml. Kewajiban Jk. Panjang 663.074.319,47
V. EQUITAS
Simpanan Pokok
Simpanan Wajib
Simpanan Khusus
Cadangan
Donasi
1.370.000,00
400.057.500,00
324.275.595,42
40.581.282,22
Juml. Equitas 766.284.377,64
Sisa Hasil Usaha 196.531.940,78
TOTAL PASSIVA 1.658.445.637,89


c. Perhitungan Hasil Usaha USP Per September 2009
NO URAIAN Rp.
I. PENDAPATAN
Jasa Piutang
Provisi
225.549.700,00
31.351.600,00
Juml. Pendapatan 256.901.300,00
II. BEBAN OPERASIONAL
Beban Usaha
Beban Umum & Adm.
Juml. Beban Operasional
12.811.948,00
48.212.258,22
61.024.206,22
III. PENPD. DILUAR USAHA
Jasa Giro Bank
677.347,00
VI. BIAYA DILUAR USAHA
Beban Adm. Bank
22.500,00
SHU SEMENTARA 196.531.940,78


d. Neraca USP Dana Bergulir Pola Konvensional Per September 2009
NO AKTIVA Per Sept 2009
I. AKTIVA LANCAR
Kas dan Setara Kas
Piutang Usaha
Penyisihan PTT
47.632.434,00
171.113.000,00
-
Jumlah 218.745.434,00
II. AKTIVA TIDAK LANCAR
Nilai Perolehan Aktiva Tetap Akumulasi Penyusutan
-
-
Jumlah -
TOTAL AKTIVA 218.745.434,00



NO PASSIVA 2008
III. KEWAJIBAN JK. PENDEK
Dana-dana
RC. Unit Susu
25.000.000,00
11.000.000,00
Juml. Kewajiban Jk. Pendek 36.000.000,00
IV. KEWAJIBAN JK. PANJANG
Hutang BPD
100.000.000,00
Juml. Kewajiban Jk. Panjang 100.000.000,00
V. EQUITAS
Simpanan Pokok
Simpanan Wajib
Simpanan Khusus
Cadangan
Donasi
100.000,00
9.010.000,00
18.707.000,00
14.310.291,00
Juml. Equitas 42.127.291,00
Sisa Hasil Usaha 40.618.143,00
TOTAL PASSIVA 218.745.434,00


e. Perhitungan Hasil Usaha USP Dana Bergulir Pola Konvensional Per September 2009
NO URAIAN Rp.
I. PENDAPATAN
Jasa Piutang
Provisi
38.959.000,00
3.463.000,00
Juml. Pendapatan 40.618.143,00
II. BEBAN OPERASIONAL
Beban Usaha
Beban Umum & Adm.
Juml. Beban Operasional
2.160.000,00
-
2.160.000,00
III. PENPD. DILUAR USAHA
Jasa Giro Bank
601.143,00
VI. BIAYA DILUAR USAHA
Beban Adm. Bank
245.000,00
SHU SEMENTARA 40.613.143,00

f. Grafik Perubahan Modal







BAB VI

BAB VI
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan
1. Budaya kepercayaan adalah modal utama bagi koperasi dalam menjalankan program-programnya dan mengayomi anggota-anggotanya.
2. KPGS memiliki peran yang penting di Kabupaten Garut sebagai koperasi yang mampu mengelola hasil peternakan anggota berupa susu murni dan memberikan keuntungan bagi anggotanya dari penjualan susu dan SHU sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan anggotanya.

B. Rekomendasi
1. Koperasi sebaiknya dapat menjaga faktor kepercayaan, kejujuran, dan keterbukaan kepada anggota dalam hal pelaksanaan program kerjanya.
2. Koperasi melakukan pembinaan dalam hal keorganisasian, kepemimpinan, dan kewirausahaan bagi anggota untuk regenerasi kepengurusan selanjutnya.
3. Koperasi melakukan penyuluhan kepada anggota untuk meningkatkan hasil susu perah.
4. Koperasi seharusnya melakukan konsolidasi dengan koperasi lainnya untuk pengadaan alat TPC.










Lampiran 1
Perkembangan Keanggotaan dan Karyawan KPGS Cikajang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar