Peluang Usaha

clicksor

sitti

Anda Pengunjung ke

Selasa, 14 Desember 2010

ASUHAN KEPERAWATAN

Download Disini : http://www.ziddu.com/download/12957321/ASUHANKEPERAWATAN.docx.html


I. PENGKAJIAN
Pengkajian ini dilakukan hari rabu, tanggal 2 Juli 2010 pada pukul 16.00 di ruang Mawar, Rumah Sakit Umum Daerah Ungaran dengan auto / allo anamnesa.
A. Identitas Klien
1. Nama : Tn. S
2. Umur : 71 th
3. Alamat : Ngrembel
4. Agama : Islam
5. Pendidikan : SLTA
6. Pekerjaan : Petani
7. Tanggal masuk : 2 Juni 2010
8. No. Registrasi : 153.730
9. Dx. Masuk : Retensi urine
B. Identitas Penanggung Jawab
1. Nama : Ny. S
2. Umur : 69 th
3. Alamat : Ngrembel
4. Pekerjaan : Ibu rumah tangga
5. Hubungan dengan klien : Isteri klien

II. RIWAYAT KESEHATAN
A. KEBUTUHAN UTAMA
Klien mengeluh tidak bisa berkemih (BAK) selama 2 hari
B. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
Klien mengatakan 2 hari yang lalu, tidak bisa BAK kemudian pasien memeriksa diri ke pelayanan kesehatan setempat, tetapi tidak ada perubahan baik penurunan atau maupun peningkatan terhadap kondisi kesehatannya. Kemudian oleh keluarga klien dibawa ke RSUD Ungaran pada hari rabu, 25 Juni 2010 pukul 11.19 WIB. Pasien diterima di ruang IGD dengan mendapat perawatan vital sign dengan TD 110/70 mmHg, suhu: 36,5 0C, Nadi: 83x/menit, Respirasi: 20x/menit. Kemudian pasien terpasang infus asering 20 tetes/menit. Untuk mendapatkan perawatan yang lebih intensive klien dipindah ke ruang Mawar.
C. RIWAYAT KESEHATAN DAHULU
Klien mengatakan sebelumnya klien tidak pernah mengalami gangguan pada pola berkemih. Dan sebelumnya klien tidak pernah dirawat inap di Rumah sakit manapun. Biasanya klien hanya mengalami penyakit ringan sepertinya batuk, flu, pusing dan dengan membeli obat di warung pasien bisa sembuh.
D. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Klien mengatakan dalam keluarga pasien tidak ada orang yang menderita gangguan yang sama seperti yang dialami klien saat ini. Dan dalam keluarga klien tidak ada riwayat penyakit menurun seperti hipertensi dan DM. Dan tidak ada riwayat penyakit menular seperti TBC dan Hepatitis
Genogram


E. Dada
1. Paru-paru
a. Inspeksi : Bentuk dan pergerakan dada simetris
b. Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan
c. Perkusi : Bunyi sohor
d. Auskultasi : Bunyi nafas normal 20x/menit
2. Jantung
a. Inspeksi : Tidak tampak ictus cordis
b. Palpasi : Tidak teraba ictus cordis
c. Perkusi : Bunyi yang terdengar pekak
d. Auskultasi : Bunyi yang terdengar reguler
F. Abdomen
1. Inspeksi : Perut datar, tidak ada benjolan pada umbilikus, tidak asites, terdapat post operasi pada abdomen bagian bawah umbilikus.
2. Auskultasi : Peristaltik usus 4x / menit
3. Perkusi : Redup
4. Palpasi : Terdapat nyeri tekan, tidak terdapat massa
G. Genetelia : Bersih, laki-laki, terpasang kateter jumlah urine 300cc
H. Anus : Tidak ada benjolan pada anus (hemoroid)
I. Ekstremitas
1. Superior
III.
IV.
V.
VI.
VII.
VIII.

IX. Catatan Keperawatan
No. Hari/ Tanggal Tindakan Respon Hasil TTD
I - Mengobservasi KU dan TTV - KU: tampak lemas, pucat
- TTV: TD: 110/70 mmHg
- N: 83x/menit
- RR: 20x/menit
- S: 37,3oC
II - Mengajarkan teknik relaksasi
- Mengalihkan perhatian pasien - Klien melakukan nafas panjang dan dalam
- Klien tidak mengajukan pertanyaan tentang penyakitnya
III - Memberikan terapi obat - Obat perinteral:
- Injeksi ranitidin 1/8 j
- Injeksi ondancetron 1/12 jam
- Obat per oral
- Ciprofloxacin 2x500 mg
- Sanmol 3x500mg
- Melakukan kolaborasi medis - Lanjutkan intervensi

I - Observasi KU
- Kaji skala nyeri - KU tampak pucat
- Skala nyeri 5-6 (sedang)
- P=a. Tekanan uretra yang tinggi
- Injeksi ranitidin 1/8j
- Injeksi ondancetron 1/12 jam
- Obat per oral
- Ciproflocacin 2x500mg
- Sanmol 3x500mg
I Kamis, 4 Juni 2010 - Memonitoring pasien - Melihat keadaan pasien baik mengalami peningkatan maupun penurunan
- Memberikan informasi kepada pasien - Pasien mengatakan sudah mengarti tentang penyakitnya
- Kaji pengetahuan pasien - Pasien tampak mengerti mengenai sakit yang dideritanya
III - Melanjutkan terapi obat - Obat perinteral:
- Injeksi ranitidin 1/8j
- Injeksi ondancetron 1/12jam
- Obat per oral
- Ciproflocacin 2/500mg
- Sanmol 3x500mg
- Melakukan kolaborasi medis - Lanjutkan intervensi


IX. Catatan Perkembangan
No. Hari/Tgl/Jam Evaluasi
I Jumat, 5 Juni pukul 05.00 S = Klien belum bisa berkemih
O= Tampak lemas
A= Masalah teratasi sebagian
P = Melanjutkan intervensi yang ke 1, 2, 3
II S = Klien sudah bisa berkemih, tetapi sedikit
O= Tampak lemas
A= Masalah teratasi sebagian
P = Melanjutkan intervensi
III S = Klien sudah bisa berkemih, tetapi sedikit
O= Tampak lemas
A= Masalah teratasi sebagian
P = Melanjutkan intervensi yang ke 1, 2, 3
I Sabtu, 6 Juni pukul 05.
00 S = Pasien mengatakan nyeri berkurang
| | | | |
0 1 2 3 4
0-4 = ringan

O= Tampak lebih nyaman
A= Masalah teratasi sebagian
P = Melanjutkan intervensi yang ke 1,4
II S = Pasien mengatakan nyeri berkurang
O= Tampak lebih nyaman
A= Masalah teratasi sebagian
P = Melanjutkan terapi dan melanjutkan intervensi
III S = Pasien mengatakan nyeri berkurang
O= Tampak lebih nyaman
A= Masalah teratasi sebagian
P = Melanjutkan terapi dan melanjutkan intervensi yang ke 1,4
I Minggu, 7 Juni jam 05.00 S = Pasien sudah mengetahui keadaan penyakit saat ini
O= Tampak tidak bingung lagi
A= Masalah teratasi sebagian
P = Pertahankan kondisi
II S = Pasien sudah mengetahui keadaan penyakit saat ini
O= Tampak tidak bingung lagi
A= Masalah teratasi sebagian
P = Pertahankan kondisi
III S = Pasien sudah mengetahui keadaan penyakit saat ini
O= Tampak tidak bingung lagi
A= Masalah teratasi sebagian
P = Pertahankan kondisi


II. Terapi (Dosis ditulis dengan benar)
Tanggal Obat per oral Obat perinteral Infus/O2
2 Juni 2010 - Cipro floxacin 2x500 mg (tablet)
- Sanmol 3x500 mg (tablet) - Inj. Ranitidin 2ml 1/12j (ampul)/IV
- Inj. Ondancetron 2ml 1/8j (ampul) IV RL 20 tpm
3 Juni 2010 - Cipro floxacin 2x500 mg (tablet)
- Sanmol 3x500 mg (tablet) - Inj. Ranitidin 2ml 1/12j (ampul)/IV
- Inj. Ondancetron 2ml 1/12j (ampul) IV RL 20 tpm
4 Juni 2010 - Cipro floxacin 2x500 mg (tablet)
- Sanmol 3x500 mg (tablet) - Inj. Ondancetron 2 ml 1/8j (ampul) Iv
- Inj.Ranitidin 2ml 1/12j (ampul) IV RL 20 tpm
Keterangan:
- Cipro floxacin = tablet
- Ranitidin = ampul
- Ondancetron = ampul
- Sanmol = tablet

Analisis Data
No. Hari/Tgl Data Fokus Etilogi Problem Ttd
1. Rabu, 2 Juni 2010 DS= Pasien mengeluh tidak bisa berkemih (BAK) selama 2 hari)
DO= Pasien tampak menahan sakit abdomen teraba keras Retensi urine Ketidakmampuan kandungkembih untuk berkontraksi
2. Kamis, 3 Juni 2010 DS= Klien mengeluh nyeri pada saat berkemih (BAK)
DO= Pasien tampak lemas
P= a. Tekanan uretra yang tinggi disebabkan oleh otot detrusor yang lemah
b. Sumbatan (sfriktur kelenjar prostate)
Q Ketidaknyamanan daerah pubis
b. Distensi vesika urinaria
c. Sering berkemih saat vesika urinaria berisi sedikit cairan urine (25-50ml)
R= Di daerah abdomen bagian bawah dan di bagian pubis
S= Skala intensitas (skala 0-10) lamanya skala nyeri 5-6 (sedang)
T= Klien menyatakan nyeri pada tanggal 20 Februari 2010 jam 11.19 WIB Suspensi infeksi Gangguan rasa nyaman ditandai dengan keluhan nyeri
3. Jumat, 4 Juni 2010 Ds= Klien mengeluh kurang mengetahui tentang penyakit yang diderita saat ini
Do= Klien ingin mengetahui tentang penyakit yang dideritanya Sumber informasi yang tidak adekuat Kurangnya pengetahuan tentang kondisi penyakitnya
VII. Diagnosa Kperawatan (Prioritas Masalah)
PES (Problem Eliologi and Simtom)
No. Hari/Tanggal Dx Keperawatan TTd
1. Rabu, 2 Juni 2010 Retensi urine berhubungan dengan ketidakmampuan kandung kemih

Berkontraksi dengan adanya adekuat ditandai dengan distensi abdomen

Nyeri berhubungan dengan infeksi urinaria ditandai dengan keluhan nyeri (kandungan kemih atau spasme rektal)

Kurang pengetahuan tentang kondisi berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi ditandai dengan pernyataan / meminta informasi

VIII. Rencana Keperawatan
No. Hari/Tgl Tujuan Intervrensi Regional Ttd
Rabu, 2 Juni 2010 Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 jam klien diharapkan:
S= Klien dapat berkemih kembali secara normal - Dorong pasien untuk berkemih tiap 2-4 kali bila tiba-tiba dirasakan
- Tanyakan pasien tentang inkontinensia stres - Meminimalkan retensi urine distensi berlebihan pada kandung kemih
- Tekanan ureteral tinggi menghambat pengosongan kandung kemih atau dapat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar