Peluang Usaha

clicksor

sitti

Anda Pengunjung ke

Minggu, 19 Desember 2010

Proposal Kismis

Download Disini : http://www.ziddu.com/download/13035315/KISMIS2009.rtf.html

A. JUDUL PROGRAM
KISMIS BELIMBING WULUH “Q–Be” SEBAGAI UPAYA DIFERENSIASI PRODUK OLAHAN DARI BUAH SEGAR

B. LATAR BELAKANG MASALAH
Kismis merupakan garnis yang sering digunakan dalam pembuatan berbagai macam kue, roti, maupun makanan yang lain. Kismis dijadikan garnis dalam pembuatan makanan karena citarasa khas yang dimilikinya, yaitu manis dan sedikit asam. Rasanya yang khas dapat mengimbangi rasa manis legit yang dimiliki roti maupun kue. Citarasa yang dimiliki kismis juga membuat jenis makanan ini digemari untuk camilan. Akan tetapi harga kismis yang agak mahal mengingat bahan bakunya yang juga agak mahal membuat makanan ini tidak terjangkau di pasaran khususnya di kalangan menengah ke bawah. Harga kismis per kilonya mencapai............
Belimbing wuluh (Averrhoa belimbi.L) merupakan salah satu buah yang dapat tumbuh di seluruh wilayah indonesia. Buahnya sangat banyak ketika musim berbuah, biasanya dari batang bagian bawah sampai batang paling atas akan tertutup oleh buah. Jumlah buahnya yang sangat berlimpah ketika panen raya, membuat harga buah ini jatuh murah. Selain itu penanganan hasil panenya juga belum maksimal. Buahnya hanya dijadikan sayur oleh ibu-ibu, padahal buah ini memiliki khasiat sebagai obat. Buah belimbing wuluh dapat mengobati berbagai penyakit, seperti menurunkan tekanan darah tinggi, menurunkan panas dan mengobati batuk kering. Selain buahnya, Selain buahnya yang berkhasiat sebagai obat-obatan tradisional, daun belimbing wuluh dapat juga digunakan sebagai bahan untuk pembuatan teh herbal. Teh herbal dengan campuran daun belimbing wuluh dipercaya dapat mengatasi encok, pegal linu dan rematik.
Bentuk diferensiasi produk yang tidak hanya mengandalkan buah segar namun pengolahan menjadi produk baru merupakan alternatif upaya yang dapat dilakukan untuk menangani besarnya jumlah buah segar yang dihasilkan berbagai buah lokal termasuk belimbing wuluh. Selain itu, dapat menjadi peluang usaha yang harus dilirik tiap masyarakat. Sebab, buah lokal di masyarakat sangat banyak, bahkan berlimpah sehingga dapat menaikkan harga jual dan juga dapat meningkatkan ekonomi masyarakat.
Oleh karena itu kismis belimbing wuluh dapat dijadikan peluang usaha berbasis diferensiasi produk yang diperkirakan mempunyai prospek bisnis yang bagus. Selain pertimbangan khasiat yang dimilikinya, tanaman belimbing wuluh banyak tumbuh di Indonesia termasuk di Jawa Tengah sehingga bahan bakunya mudah di dapatkan.

C. PERUMUSAN MASALAH
Permasalahan yang di ambil dalam kegiatan ini adalah
1. Apakah produksi kismis belimbing wuluh “Q–Be” dapat dijadikan alternatif dalam diferensiasi produk olahan dari buah segar?
2. Bagaimana menciptakan manajemen produksi dan pemasaran yang baik agar usaha produksi kismis belimbing wuluh “Q–Be” diminati dan dibeli oleh konsumen?

D. TUJUAN PROGRAM
Tujuan dari program kreatifitas mahasiswa bidang kewirausahaan dalam hal ini adalah:
a. Meningkatkan semangat dan merangsang minat mahasiswa untuk belajar mandiri, yang bermuara pada tingginya minat berwirauasaha di kalangan mahasiswa.
b. Mendorong berkembangnya budaya berwirausaha di kalangan mahasiswa dengan didukung ilmu pengetahuan, manajemen dan teknologi.
c. Berorentasi pada profit dan hasil usaha sebagaimana tujuan dari berwirausaha.
d. Membantu meningkatkan kualiatas daya ingat dan kecerdasan sehingga dapat mendukung proses belajar mengajar siswa serta meningkatkan efektifitas kerja otak sehingga pada orang dewasa berfungsi membantu memperkuat daya kerja otak, meningkatkan memori serta memberikan efek relaksasi.
e. Optimalisasi dalam diferensiasi produk olahan dari buah segar.

E. LUARAN YANG DIHARAPKAN
Melalui program kreativitas mahasiswa bidang kewirausahaan (PKMK) yang berupa produksi dan pemasaran nasi sukun instant diharapkan diperoleh luaran sebagai berikut:
1. Dihasilkan produk kismis belimbing wuluh “Q–Be” sebagai alternatif cara dalam diferensiasi produk olahan.
2. Usaha produksi dan pemasaran kismis belimbing wuluh “Q–Be” ini dapat menghasilkan profit.
3. Terciptanya lapangan usaha baru.

F. KEGUNAAN PROGRAM
Kegunaan dari progra ini adalah:
1. Sebagai peluang bisnis mahasiswa terutama peluang usaha bagi mahasiswa IAIN Semarang selaku pelaksana program.
2. Turut serta dalam program diferensiasi pangan sehingga dapat menjadi salah satu upaya peningkatan ekonomi masyarakat.

G. GAMBARAN UMUM RANCANGAN USAHA
1. Analisis Produk
Deskripsi Produk :
Jenis produk : Kismis belimbing wuluh
Nama produk : “Q–Be”
Harga eceran : Rp 3.250
Harga grosir : Rp 3.150

Produk Features
Keunggulan dari produk Nasi sukun Instan KuntaN sebagai berikut:
1. Kandungan nutrisi yang tak kalah dengan bahan pangan alternatif seperti halnya kentang, ubi jalar, ketela, jagung, dan lainnya. Bahkan dalam beberapa hal, kandungan nutrisinya lebih tinggi
2. Dijual dalam sediaan kering yang bisa cepat disajikan.
3. Sediaan yang kering menjadikan produk ini tidak memerlukan bahan pengawet yang merupakan bahan kimia sintetis.
4. Dengan ketersediaan bahan baku yang melimpah, harga pokok produksi bisa ditekan sehingga bisa dijual dengan harga relatif murah, harganya pun berada di bawah harga beras.
5. Termasuk makanan cepat saji yang umumnya disukai masyarakat
6. Merupakan barang yang untuk mendapatkannya tidak diperlukan pengorbanan (pengeluaran biaya) yang besar.

2. Analisis Pasar
Usaha ini perlu analisis kondisi pasar untuk mengetahui kelayakan usaha, respon pasar, serta keberlanjutan usaha. Sehingga perlu adanya pengamatan terhadap perubahan yang terjadi di pasar terkait para key players, leadership, harga dan biaya, atau kompetisi yang terjadi dalam rencana bisnis ini.

Trend Pasar
Seiring berjalannya waktu, masyarakat Indonesia yang dulu mengkonsumsi bermacam-macam bahan pangan lokal kini hampir secara keseluruhan memiliki kecenderungan pada bahan pangan pokok beras yang dalam hal ini beras merupakan produk pesaing yang kuat menguasai pasar. Namun kecenderungan ini berpotensi untuk kembali menyukai bahan pengan lokal mengingat ahir-ahir ini stok beras nasional mengalami defisit. Program diversifikasi pangan yang digencarkan pemerintah juga turut meningkatkan perkembangan usaha nasi sukun instan.
Meski bertahap, sebagian masyarakat akan berusaha mencoba bahan pangan lokal, terlebih jika bahan pangan lokal tersebut menawarkan kemudahan dalam penyajian, pemenuhan gizi yang standar, serta hatga yang relatif terjangkau. Produk Nasi sukun Instan KuntaN menawarkan berbagai kelebihan-kelebihan diatas sehingga dengan terus melakukan peningkatan kualitas produk dan manajemen pemasaran, produk ini dapat eksis di pasaran.

Analisa Kebutuhan Pasar
Program diversifikasi pangan terus digalakkan agar masyarakat tak hanya bergantung pada beras. Ke depan, diperkirakat permintaan masyarakat akan bahan pangan alternatif non beras akan tinggi sehingga usaha produksi nasi sukun instan ini mendapat respon baik dari pasar.

3. Peluang dan Potensi Pasar
Potensi Pasar
Sasaran penjualan yang utama adalah masyarakat jawa tengah. Dengan data pertumbuhan penduduknya + 400.000 jiwa tiap tahunnya. Adapun data jumlah lengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Data penduduk jawa tengah
Jumlah/Total 2006 32 177 730
2005 32 908 850
2004 32 397 431
2003 32 052 840
2002 31 691 866
Sumber : Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), BPS Provinsi Jawa Tengah

Dari jumlah tersebut, ditargetkan nasi sukun instan dapat dikonsumsi tiap bulannya oleh 7% dari total penduduk jawa tengah sebagai bahan pangan alternatif beras maupun sebagai makanan pendamping beras. 7% target ini diperkirakan sebagai prosentase yang dapat dicapai tiap bulannya mengingat produk ini adalah produk baru sehingga berpeluang menciptakan image sebagai yang pertama. Dengan persiapan manajemen yang meliputi promosi, distribusi dan pemasaran yang terus dioptimalkan target 7% ini akan dapat dicapai. Meskipun pencapaian tersebut tidak langsung seketika, sehingga di awal usaha untuk memilimalisir kerugian, produksi nasi sukun instan dibuat lebih sedikit dan ana awal usaha lebih difokuskan pada promosi pemasaran untuk mengenalkan produk dan membangun image produk. Di awal usaha ada kemungkinan bisnis ini akan merugi, namun dengan kualitas manajemen yang terus ditingkatkan dan secara kontinyu mengamati peluang dan potensi pasar, target meraih 3% konsumen dapat tercapai. Adapun persen dari total penduduk semarang adalah 2.240.000 jiwa. Tiga persen dari total tersebut adalah sebanyak 67.200 jiwa.


Daerah produksi
Nasi sukun instant KuntaN diproduksi di daerah Sekaran Semarang. Terkait jumlah penduduk Semarang sebesar 2359190 jiwa maka dengan mentargetkan 7% dari total jumlah penduduk daerah semarang maka ada peluang dapat menjual nasi sukun instant KuntaN sebesar 165.143 untuk minimal 1 kali pembelian.

Competitor Analysis
Pesaing dekat utama : Penjual beras
Pesaing dekat lain : Nasi jagung instan, ubi instan, dan gaplek instan
Pesaing jauh : Mie instan, Energen, bubur instan, WRP

Pesaing utama adalah penjual beras. Kekuatan mereka adalah sudah terbangunnya image masyarakat tentang bahan pangan pokok yang utama adalah beras dan lidah masyarakat Indonesia sudah terbiasa dengan beras. Kelemahan, beras hanya bergantung pada macam-macam varietasnya, dalam penyajiannya sulit dilakukan inovasi produk. Sedangkan nasi sukun instan dapat terus dilakukan inovasi untuk merebut dan mempertahankan pelanggannya. Meski konsumen belum menjadikan nasi sukun instan sebagai bahan makanan pokok yang utama namun ketertarikan untuk menjadikannya sebagai bahan pangan pendamping beras sudah dapat memenuhi target penjualannya. Tindakan yang akan dilakukan adalah terus melakukan inovasi terhadap produk nasi sukun instan baik terkait promosi, tekstur produk, kemasan produk serta meluncurkan produk-produk lain.

Pendorong terjadinya kompetisi dari tiap produksi bahan bahan pangan alternatif adalah tingkat permintaan akan beras yang tinggi sementara stok beras nasional seringkali mengalami defisi selain iti program diversifikasi pangan yang gencar dilakukan pemerintah, semakin memantapkan para produksen untuk memproduksi bahan pangan alternatif tersebut.

Andalan dari produk-produk pesaing non beras yang kami amati adalah:
• Cepat saji
• Kuaitas yang terjamin
• Injin Depkes
• Takaran gizi yang mencukupi
Dari kekuatan tersebut, perencanaan usaha produksi nasi sukun instan dipatok memiliki point-point di atas, kelemahan pada produk ini adalah belum memiliki ijin depkes. Maka antisipasinya, jika permasalahan terkait pendanaan dapat teratasi, usaha yang dimulai pada bulan desember 2008 akan segera dilakukan pengurusan untuk menjapatkan ijin penjualan produk dari Depkes.

Secara umum, posisi beras adalah produk yang menguasai pasar, sedangkan bahan pangan lain seperti nasi sukun instan, nasi jagung instan, ubi instan, gaplek instan, ketela, kentang adalah pengikut pasar yang antar sesamanya kedudukannya adalah pesaing pasar.

H. METODE PELAKSANAN PROGRAM
Kegiatan ini dilakukan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Persiapan Program
Persiapan program meliputi survei pasokan bahan baku dalam jangka waktu rencana produksi terdekat. Juga meliputi survei ulang harga alat dan bahan baku produksi.

2. Pengadaan alat, bahan dan tempat
Sebelum proses produksi dimulai, alat dan bahan serta kesiapan tempat haruslah sudah matang. Oleh karena itu, pada tahap ini dilakukan pembelian alat alat produksi yang lengkap, penempatan alat agar siap produksi serta pembelian bahan baku produksi.

3. Pelaksanan Program
Dalam pelaksa program kewirausahaan ini melalui beberapa tahap:
a. Alat dan bahan
Alat :

 Ember
 Alat penggiling
 Kompor gas
 Oven
 Timbangan
 Tabung gas
 Talenan
 Meja dapur
 Pisau
 Serbet
 Tilpun
 ATK


Bahan :
 Buah sukun
 Beras wangi


b. Proses produksi
1. Pemilihan Buah Sukun
Pemilihan buah sukun adalah dengan menyeleksi buah sukun yang rusah, yakni nuah sukun yang berlubang ataupun terlalu tua. Bahan baku nasi sukun instant ini adalah dengan menggunakan buah sukun yang setengah matang. Di samping itu semua varietas sukun dapat dijadikan nasi sukun.
2. Cara pembuatan nasi sukun instan
 Buah sukun disortir, dipisahkan dari yang rusak atau busuk
 Buah sukun dikupas bersih
 Setelah itu dicuci bersih kemudian dikukus kurang lebih selama 45 menit setelah air pengukus mendidih
 Suku yang sudak matang kemudian dicetak dengan alat penggiling nasi/selepan daging hingga memjadi bulir-bulir kecil
 Bulir bulir tersebut kemudian di keringkan hingga kering
 Pengeringan dituntaskan dengan mengoven bulir-bulir tersebut hingga kering dengan suhu di bawah 60 derajat celcius agar zat besi yang terkandung di dalamya tidak rusak
 Pengemasan
3. Cara penyajian
Nasi Sukun Instan disajikan dengan mengukusnya selama kurang lebih lima menit dan langsung dapat dikonsumsi, bisa dikonsumsi dengan sayur maupun dicampur dengan nasi dari beras.

c. Rencana produksi selama 1 tahun
Rencana produksi pada awal usaha adalah memproduksi 6000 kemasan, jumlah ini termasuk sedikit dibanding peluang pasar penjualan nasi sukun instan KuntaN di kota semarang yakni 67.200 jiwa. Sehingga jumlah ini diperkirakan sebanyak 83 persen dari total produksi dapat diserap pasar. Jumlah produksi pada awal bulan ini tidak keseluruhan dijual, namun 15 persennya dilokasikan untuk promosi. Sehingga di bulan awal produksi usaha ini akan merugi, namun bulan-bulan selanjutnya biaya promosi dikurangi sehinggi dapat tercapat kondisi impas dan tercapai ketika masa Pay Back Period terlampaui.

4. Tahap pemasaran
Strategi pemasaran yang digunakan dalam usaha produksi Nasi sukun instant KuntaN, menggunakan analisis bauran pemasaran yaitu mengenai kebijakan produk, harga, promosi dan distribusi.
1. Kebijakan Produk
Usaha ini bergerak dalam bidang produksi dan distribusi. Jenis produk ini berupa nasi sukun instan yang dijual dala bentuk kemasan dengan produk yang telah dikeringkan sehingga tahan lama. Neto 500 g.
2. Kebijakan harga
Jika pembelian dilakukan secara eceran maka harga jual tiap 1 kemasan adalah Rp 3.250 sedangkan untuk pembelian grosir maka akan dijual satu kemasan Rp 3.150 sehingga ketika dijual kembali, penjual mendapatkan untung Rp 100 untuk 1 kemasan. Adapun sistem penjualannya adalah tunai.
3. Kebijakan Promosi
Untuk meningkatkan hasil penjulan Nasi sukun instan ”KarapAku maka perlu dilakukan promosi. Bentuk promosi ini diantaranya yaitu pamflet dan media promosi lainnya. Selan itu, pada awal produksi akan dikeluarkan sampel produk sebanyak 1500 kemasan sebagai strategi agar konsumen mencoba produk. Pada awal tahun kedua juga akan dikeluarkan sampel sebanyak 500 kemasan.
4. Kebijakan distribusi
Distribusi hasil produksi kepada para konsumen dilakukan secara langsung ditempat usaha maupun secara tidak langsung. Dalam pemasaran, perusahaan ini bekerjasama dengan warung-warung yang ada di pasar, mini market dan toko-toko makanan. Selain itu juga dilakukan penjualan secara langsung yakni dari produsen langsung pada konsumen dengan penjualan secara eceran.

5. Evaluasi
6. Penyusunan Laporan

I. JADWAL KEGIATAN PROGRAM
No KEGIATAN Jadwal Kegiatan
Bulan ke-1 Bulan ke-2 Bulan ke-3 Bulan ke-4
1. Persiapan
2. Pengadaan alat, bahan, dan tempat
3. Pelaksanan Program
4. Evaluasi
5. Penyusunan Laporan

J. NAMA DAN BIODATA KETUA DAN ANGGOTA PELAKSANA
1. Ketua Pelaksana
a. Nama Lengkap : Umi Imtihanah F
b. NIM : 4450404037
c. Fak/Prodi : FMIPA/Biologi S1
d. Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Semarang

2. Anggota Pelaksana
a. Nama Lengkap : Ukhwatul Khasanah
b. NIM : 4450406017
c. Fak/Prodi : FMIPA/Biologi S1
d. Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Semarang

3. Anggota Pelaksana
a. Nama Lengkap : Hadiyatun Nasiroh
b. NIM : 4401404542
c. Fak/Prodi : FMIPA/Pend. Biologi S1
d. Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Semarang
4. Anggota Pelaksana
a. Nama Lengkap : Sumiati
b. NIM : 4450404031
c. Fak/Prodi : FMIPA/Biologi S1
d. Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Semarang

K. NAMA DAN BIODATA DOSEN PEMBIMBING
a. Nama Lengkap : Dra. Retno Sri Iswari, S.U
b. NIP : 130781007
c. Jabatan Fungsional : Lecture
d. Jabatan Struktural : Ketua KBK Bioteknologi Prodi Biologi
e. Fak/prodi : FMIPA/Biologi
f. Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Semarang
g. Bidang Keahlian : Biologi






L. BIAYA
1. Investasi yang Diperlukan
Investasi awal
Sewa tempat Rp 1. 000.000,00
Ember 10 @ Rp 10.000,00 Rp 100.000,00
Alat penggiling Rp 530.000,00
Kompor gas Rp 350.000,00
Oven Rp 220.000,00
Timbangan Rp 115.000,00
Tabung gas Rp 145.000,00
Talenan 5 @ Rp. 2500 Rp 12.500,00
Meja dapur Rp 175.000,00
Pisau 5 buah @ Rp. 2.500 Rp 12.500,00
Serbet 5 buah, @ Rp. 3.000 Rp 15.000,00
Tilpun Rp 299.000,00
ATK Rp 85.000,00
Surat ijin usaha Rp 760.000,00
Kas usaha Rp 350.000,00
Lain-lain Rp 50.000,00
Jumlah Rp 4.256.000


Biaya Penyusutan Aktiva Tetap
Nama Aktiva Umur Ekonomis Penyusutan/bulan
Alat penggiling sukun 6 tahun Rp 7.361,00
Ember 3 tahun Rp 2.778,00
Kompor gas 5 tahun Rp 5.000,00
Oven 4 tahun Rp 2.500,00
Timbangan 9 tahun Rp 1.067,00
Tilpun 12 tahun Rp. 2.076,00
Tabung gas 7 tahun Rp 536,00
Talenan 1 tahun Rp 1.041,00
Meja dapur 4 tahun Rp 1.563,00
Pisau 3 bulan Rp. 4.166,00
Serbet 4 bulan Rp 3.750,00
Jumlah Rp 39.616,00
Biaya Operasional Per Bulan
1. Bahan baku:
 Buah sukun 550 kg @ Rp 350,00 Rp 192.500,00
 Beras wangi 5,5 kg @ Rp 9.500,00 Rp 52.250,00
2. Kemasan 550 botol @ Rp 600,00 Rp 330.000,00
3. Biaya listrik dan air Rp 40.000,00
4. Biaya transportasi Rp 70.000,00
5. Biaya promosi Rp 55.000,00
6. Biaya gaji karyawan Rp 350.000,00
7. Biaya penyusutan aktiva tetap Rp 39.650,00
8. Biaya tilpun Rp 33.000,00
Jumlah Rp 1.121.900,00
Total investasi yang diperlukan Rp 5.377.900,00


2. Penentuan Laba, Harga Pokok Produksi dan Harga Pokok Penjualan
Harga pokok produksi =
=
= Rp 2038,82
= Rp 2050,00 (Pembulatan)

Perusahaan menetapkan profit margin sebesar 57 % dari hasil penjualan. Proyeksi penjualan sebanyak 85 % dari total produksi. Sehingga harga pokok penjualan (HPP) adalah :
% laba = x Rp. 2050,00
= Rp 1168,5
= Rp 1100,00 (Pembulatan)


Harga pokok penjualan = Harga pokok produksi per unit + laba perunit
= Rp 2050,00 + Rp 1100,00
= Rp 3.250,00
Jumlah penjualan sebanyak 85 % = x 550
= 467,5 unit produk
= 468 unit produk (pembulatan)

Maka penjualan selama satu bulan:
468 unit produk @ Rp 3.250,00 Rp 1.512.000,00
Harga pokok produksi Rp 1.121.900,00
Laba bersih per bulan Rp. 390.100,00

3. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi penjualan selama satu bulan:
468 unit produk @ Rp 3.250,00 Rp 1.512.000,00
Harga pokok produksi Rp 1.121.900,00
Laba bersih per bulan Rp. 390.100,00

Analisis Kelayakan Usaha
1) Net B/C =
= 1,35
2) Break Even Point (BEP)

= 120 unit
3) Payback period

=
= 1, 06 bulan
M. Lampiran
Lampiran 1. Daftar Riwayat Hidup Ketua dan Anggota Pelaksana
1. Ketua
a Nama : : Umi Imtihanah
b Tempat, tanggal lahir : Magelang, 6 Maret 1988
c Jenis Kelamin : Perempuan
d Alamat kos : Gg. Cempaka no.23 Sekaran – Gunungpati
Semarang
e Riwayat Pendidikan : SD Negeri Bandongan
MTS N Kaliangrik
SMA Mangkuyudan Surakarta

Pengalaman penelitian :
- Pembuatan Bedak Tabur Barbahan Dasar Temugiring Untuk Mengatasi Biang Keringat Sekaligus Menghaluskan Kulit
- Potensi Limbah Kulit Pisang Sebagai Bahan Baku PST
- Usaha produksi tablet “C-Smart” sebagai nutrisi otak b
- Usaha pembuatan lotion pegagan anti-cellulite untuk meningkatkan kemandirian masyarakat
- Usaha produksi tablet “c-smart” sebagai alternatif pengganti produk berbasis gingko biloba menuju peningkakan kecerdasan masyarakat

2. Anggota 1
a. Nama : : Hadiyatun Nasiroh
b. Tempat, tanggal lahir : Kendal, 5 Februari 1986
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Alamat kos : Patemon Sekaran – Gunungpati Semarang.
e. Telpon : 085275286551
f. Riwayat Pendidikan : SD Negeri 1 Kaliwungu
SMP N.1 Kendal
SMA N.1 Kendal
Pengalaman penelitian :
- Pembuatan Bedak Tabur Barbahan Dasar Temugiring Untuk Mengatasi Biang Keringat Sekaligus Menghaluskan Kulit


3. Anggota 2
a Nama : : Sumiati
b Tempat, tanggal lahir : Pati, 2 Maret 1985
c Jenis Kelamin : Perempuan
d Alamat kos : Gg. Nangka no.1 Sekaran – Gunungpati
Semarang
e Telpon : 085290803061
f Riwayat Pendidikan : SD Negeri 1 Langgenharjo
SMP N.1 Margoyoso
SMA N.1 Tayu
g Pengalaman penelitian : - Potensi Limbah Kulit Pisang Sebagai
Bahan Baku PST
- Pembuatan Bedak Tabur Barbahan Dasar
Temugiring Untuk Mengatasi Biang
Keringat Sekaligus Menghaluskan Kulit

4. Anggota 3
a Nama : : Ukhwatul Khasanah
b Tempat, tanggal lahir : Demak, 27 Agustus 1988
c Jenis Kelamin : Perempuan
d Alamat kos : Ponpes Al-Uswah Gunungpati
Semarang
e Telpon : 085643335582
f Riwayat Pendidikan : MI Sidorejo II
SLTP Negeri II Sayung
MA NU Banat

Lampiran 2. Proses produksi dan penyajian
















2. Penyajian










Lampiran 2. Peta denah lokasi

1 komentar: