Peluang Usaha

clicksor

sitti

Anda Pengunjung ke

Kamis, 16 Desember 2010

BROTOWALI (Tinospora crispa Miers. Hool. f. & Thems)

Download Disini : http://www.ziddu.com/download/12987317/broto.doc.html

memiliki nama latin Tinospora rumphii Boerl, Menispermum verricosum Flem ini merupakan Tumbuhan liar di hutan, ladang atau ditanam dihalaman dekat pagar. Biasa ditanam sebagai tumbuhan obat.
Brotowali menyukai tempat panas, termasuk perdu, memanjat, tinggi batang sampai 2,5 meter. Batang sebesar jari kelingking, berbintil-bintil rapat rasanya pahit.
Daun tunggal, bertangkai, berbentuk seperti jantung atau agak budar telur berujung lancip, panjang 7 - 12 cm, lebar 5 - 10 cm. Bunga kecil, warna hijau muda, berbentuk tandan semu. Tumbuhan ini bisa diperbanyak dengan cara stek.
Adapun nama lokal dari Brotowali antara lain:
• Antawali, bratawali, putrawali, daun gadel (Jawa);
• Andawali (Sunda),
• Antawali (Bali),
• Shen jin teng (China).
Bagian yang dipakai dari tanaman brotowali adalah Batang. Adapun kegunaannya antara lain :
1. Rheumatic arthritis, rematik sendi pinggul (sciatica), memar.
2. Demam, merangsang nafsu makan, demam kuning.
3. Kencing manis.
Cara pemakaian batang brotowali adalah dengan merebus 10 hingga 15 gram dan meminum air rebusannya. Sedangkan untuk pemakaian luar, air rebusan batang dipakai untuk mencuci koreng, kudis, dan luka-luka.
Berikut jika Anda tertarik untuk menggunakan Brotowali sebagai obat.
• Rheumatik :
1 jari batang brotowali dicuci dan potong-potong seperlunya, direbus dengan 3 gelas air sampai menjadi 1 1/2 gelas. Setelah dingin disaring, ditambah madu secukupnya, minum. Anda bisa meminumnya sehari 3 x 1/2 gelas.
• Demam kuning (icteric) :
1 jari batang tanaman dicuci dan potong-potong, direbus dengan 3 gelas air sampai menjadi 1 1/2 gelas. Diminum dengan madu secukupnya. Anda bisa minum sehari 2 x 3/4 gelas.
• Demam :
2 jari batang brotowali direbus dengan 2 gelas air, sampai menjadi 1 gelas. Setelah dingin, diminum dengan madu secukupnya. Anda bisa minum sehari 2x1/2 gelas.
• Kencing manis :
1/3 genggam daun sambiloto, 1/3 genggam daun kumis kucing, 3/4 jari ± 6 cm batang tanaman dicuci dan dipotong-potong, direbus dengan 3 gelas air sampai menjadi 2 gelas. Diminum setelah makan, sehari 2 X 1 gelas.
• Kudis (scabies) :
3 jari batang brotowali, belerang sebesar kemiri, dicuci dan ditumbuk halus, diremas dengan minyak kelapa seperlunya. Dipakai untuk melumas kulit yang terserang kudis sebanyak sehari 2 x.
• Luka :
Daun tanaman ditumbuk halus, letakkan pada luka, diganti 2 x perhari. Untuk mencuci luka, dipakai air rebusan batang tanaman.
Adapun sifat kimiawi dan efek farmakologis dari brotowali adalah pahit, sejuk. Fungsinya untuk menghilangkan sakit (Analgetik), penurun panas (antipiretik), dan melancarkan meridian.
Adapun kandungan kimianya antara lain Alkaloid, damar lunak, pati, glikosida pikroretosid, zat pahit pikroretin, harsa, berberin dan palmatin. Akar mengandung alkaloid berberin dan kolumbin.





Tanaman brotowali (Tinospora Crispa) telah lama digunakan oleh nenek moyang bangsa Indonesia untuk mengobati berbagai penyakit. Salah satunya adalah sebagai obat penyakit kencing manis dan pembersih darah. Tanaman brotowali memang cukup kaya dengan kandungan bahan kimia yang bermanfaat. Di antaranya alkaloid, damar lunak, pati, glikosida pikroretosid, zat pahit pikroretin, harsa, berberin, palmatin, kolumbin, dan kokulin. Dengan beragam kandungan tersebut brotowali mempunyai efek sebagai pelindung rasa sakit, antipiretik, melancarkan meredian dan antineoplastik. Sifat tanaman ini sejuk dengan rasa pahit sehingga tepat untuk mengobati sakit kencing manis.




BROTOWALI (Tinospora crispa Miers. Hool. f. & Thems)
Latin : Tinospora crispa / T. Tuberculata / T. Rumphii / Cocculus crispum / Menispermum crispum / M.tuberculatum / M. verrucosum
Indonesia : Andawali / Putrawali / Daun gadel
English :

Familia : Menispermaceae
WiIayah :
Tumbuhan ini berasal dari Asia Tenggara, misalnya di Indo Cina, Semenanjung MeIayu, Filipina dan Indonesia (Jawa, BaIi, Ambon).

Uraian tanaman :
Brotowali termasuk tumbuhan merambat yang memiliki batang berwarna hijau dengan penuh benjolan, dan mengandung banyak air. Daunnya yang berwarna hijau muda berbentuk jantung memiliki lebar antara 6 hingga 12 cm. Bunganya berwarna hijau muda memiliki mahkota 6 yang merupakan tunas.Warnanya kemudian berubah menjadi merah dan putih. Buahnya berwarna merah muda.

Kandungan & Manfaat :
Kulit-batangnya mengandung zat-zat seperti alkaloida dan damar lunak berwarna kuning sedang akarnya mengandung zat berberin dan kolumbin. Kandungan alkaloid berberina berguna untuk membunuh bakteri pada luka. Brotowali juga bermanfaat untuk menambah nafsu makan dan menurunkan kadar gula. Zat pahit pikroretin dapat merangsang kerja urat saraf sehingga alat pernapasan bekerja dengan baik dan menggiatkan pertukaran zat sehingga dapat menurunkan panas.

Kegunaan :
Umumnya diminum sebagai tonikum seperti kinine. Di Indo Cina semua bagian tumbuh-tumbuhan dipakai sebagai obat demam sebagai pengganti kinine. Di Filipina Brotowali dianggap sebagai obat serba bisa antara lain dipakai untuk mengobati penyakit gila. Di Bali batangnya dipakai sebagai obat sakit perut, demam dan sakit kuning, bahkan sebagai obat gosok untuk mengobati sakit punggung dan pinggang. Di Jawa air rebusannya digunakan dalam hal demam jujuh, dan sebagai obat luar untuk luka dan gatal-gatal. Pada awal abad ke-20, kulit yang ditumbuk dipakai untuk mengobati sakit gula. Tumbuhan ini juga digunakan sebagai pengatur haid dan obat kencing. Batangnya (sesudah direbus airnya) biasanya digunakan untuk obat sakit perut, demam, sakit pinggang, obat mencret dan obat cacing. Bila dicampur dengan minyak dan belerang maka bisa digunakan sebagai obat luar untuk kudis. Air rebusannya untuk obat borok sifilis. (Pada umumnya daunnya dipakai sebagai obat borok). Batangnya dijual di pasar-pasar dan dikenal dengan nama "batang Brotowali". Zat pahit dari Brotowali adalah pikroretin; akarnya rnengandung berberin dan kolombin. Pada beberapa penyelidikan dengan kelinci, obat ini ternyata sedikit khasiatnya melawan demam. Obat yang baru, jika ditelan akan menambah rekresi lendir dan ternyata air rebusan memberi ketenangan pada tikus, dengan demikian pemakaiannya bermanfaat dalam menangani penyakit kesadaran (psychosis) dan mungkin pula sakit gila.

Kegunaan lain :
1. Luka, koreng, kudis
2. Gatal-gatal
3. Menambah nafsu makan
4. Malaria
5. Demam
6. Hepatitis
7. Diabetes
8. Rematik

***
Ecstasy surely creates a beautiful sense of harmony, but here, too, the effects wear off, and a desired state of happiness becomes harder to achieve when sober after having relied on ecstasy.

Nama Daerah :
Antawali, bratawali, putrawali, daun gadel (Jawa); Andawali (Sunda), Antawali (Bali); Shen jin teng (China).
Habitat :
Tumbuh liar di hutan dan di ladang
Deskripsi :
Biasa ditanam sebagai tumbuhan obat. Menyukai tempat panas, termasuk perdu, memanjat, tinggi batang sampai 2,5 m. Batang sebesar jari kelingking, berbintil-bintil rapat rasanya pahit. Daun tunggal, bertangkai, berbentuk seperti jantung atau agak budar telur berujung lancip, panjang 7 – 12 cm, lebar 5 – 10 cm. Bunga kecil, warna hijau muda, berbentuk tandan semu. Diperbanyak dengan stek.
Kandungan Brotowali :
Antipiretikum; Tonikum; Antiperiodikum; Diuretikum; Antidiabetik
Khasiat Brotowali:
Khasiat Bratawali(brotowali) adalah sebagai penghilang sakit (Analgetik), penurun panas (antipiretik), melancarkan meridian. KANDUNGAN KIMIA : Alkaloid, damar lunak, pati, glikosida pikroretosid,zat pahit pikroretin, harsa, berberin dan palmatin. Akar mengandung alkaloid berberin dan kolumbin.
Resep Tradisional Brotowali:
Rheumatik : 1 jari batang brotowali dicuci dan potong-potong seperlunya, direbus dengan 3 gelas air sampai menjadi 1 1/2 gelas. Setelah dingin disaring, ditambah madu secukupnya, minum. Sehari 3 x 1/2 gelas.
Demam kuning (icteric) : 1 jari batang brotowali dicuci dan potong-potong, direbus dengan 3 gelas air sampai menjadi 1 1/2 gelas. Diminum dengan madu secukupnya. Sehari 2 x 3/4 gelas.
Demam : 2 jari batang brotowali direbus dengan 2 gelas air, sampai menjadi 1 gelas. Setelah dingin, diminum dengan madu secukupnya. Sehari 2x 1/2 gelas.
Kencing manis : 1/3 genggam daun sambiloto, 1/3 genggam daun kumis kucing, 3/4 jari ± 6 cm batang brotowali dicuci dan dipotong-potong, direbus dengan 3 gelas air sampai menjadi 2 gelas. Diminum setelah makan, sehari 2 X 1 gelas.
Kudis (scabies) : 3 jari batang brotowali, belerang sebesar kemiri, dicuci dan ditumbuk halus, diremas dengan minyak kelapa seperlunya. Dipakai untuk melumas kulit yang terserang kudis. Sehari 2 x.
Luka : Daun brotowali ditumbuk halus, letakkan pada luka, diganti 2 x perhari. Untuk mencuci luka, dipakai air rebusan batang brotowali.
sumber: http://lenterahati.web.id/khasiat-brotowali.html
i Obat Anti Tumor
Brotowali (Tinospora Crispa) dikenal karena rasa pahitnya. Air rebusannya memiliki khasiat untuk menangkal berbagai penyakit, termasuk pelawan tumor. Pada tahun 1998, seorang ahli tumor dari India, Prof. GC Jagetia beserta timnya melakukan penelitian ekstrak batang brotowali. Percobaannya pada mencit, sejenis tikus kecil berkulit putih menunjukkan hasil bahwa brotowali bersifat sitotoksik terhadap kanker cervix (mulut rahim). Sifat sitotoksiknya hampir sama dengan doxorobicin, obat yang biasa digunakan untuk mengatasi tumor.

Turunkan Selera makan.
Namun secara umum brotowali sudah digunakan orang sebagai antipiretik, diuretik, demam pada hepatitis, obat diare, obat cacing, juga antidiabetes. "Dalam bentuk komposisi, brotowali, biji duwet, temulawak, memang digunakan untuk diabetes, karena kasus diabetes biasanya disertai gatal-gatal. Nah zat pahitnya itu untuk mengobati gatal-gatal," jelas Wahyu Suprapto, Konsultan tanaman obat di Dinas Kesehatan Informasi Tanaman Obat di Malang, Jawa Timur.

Zat pahit pikroretin dalam brotowali juga merangsang kerja pernapasan dan menggiatkan pertukaran zat sehingga dapat menurunkan panas (antipiretik). Selain pikroretin, kulit batangnya berisi zat alkaloid berberin dan palmatin. Kandungan lain berupa glikosida pikrorerosid dan damar lunak berwarna kuning. Akarnya mengandung berberin dan kolumbin. Kandungan alkaloid berberina berguna untuk membunuh bakteri (bakterisid) padaluka.

Selain itu, brotowali juga bermanfaat menambah napsu makan (stomakik) dan menurunkan kadar gula. Tetapi bila dikonsumsi terlalu banyak, zat pahitnya dapat meningkatkan cairan empedu yang berakibat mengurangi selera makan. Efek samping lain, mengganggu kehamilan dan menghentikan pertumbuhan janin. Di Indo Cina semua bagian tumbuhan ini dipakai untuk obat demam sebagai pengganti kinine. Di Bali batangnya dipakai sebagai obat sakit perut, demam, dan sakit kuning (hepatitis), bahkan sebagai obat gosok untuk mengobati sakit punggung dan pinggang. Di Jawa air rebusannya digunakan untuk meredakan demam,juga sebagai obat luar untuk luka dan gatal-gatal.

Obat Serba Guna.
Di Filipina brotowali dianggap obat serbaguna, antara lain digunakan untuk mengobati penderita sakit jiwa. Beberapa penyelidikan pada tikus, air rebusan brotowali berdampak menenangkan. Jadi memang bermanfaat dalam penanganan penyakit mental (psikosis). Tumbuhan ini juga digunakan sebagai pengatur haid dan obat kencing (diuretik). Air rebusannya juga biasa dipakai untuk obat sakit perut, demam, sakit pinggang, diare, obat cacing, hingga mengatasi borok sifilis. Bila dicampur dengan minyak dan belerang maka bisa digunakan sebagai obat luar untuk kudis. Umumnya daun brotowali dimanfaatkan sebagai obat borok atau korengan.

Brotowali merupakan tanaman perdu memanjat dengan ketinggian mencapai 2,5 meter. Batangnya hijau dan penuh benjolan berair. Daunnya berwarna hijau muda, berbentuk jantung dan berujung lancip. Bunganya yang bermahkota enam juga berwarna hijau muda, yang akan berubah menjadi merah dan putih. Tanaman yang menyukai iklim tropis ini banyak dijumpai sebagai tanaman liar. Asalnya memang dari Asia Tenggara, maka mudah ditemukan di kawasan Indo Cina, Semenanjung Melayu, Filipina, dan Indonesia. Di tanah air, tanaman ini mempunyai banyak nama. Ada yang menyebut putrawali, daun gadel, di NusaTenggara dikenal dengan andawali. Di Cina tanaman ini disebut shen jin teng.

Bila Anda ingin memperbanyak, caranya dengan setek batang. Pilih batang yang agak tua, lalu ditanam di tempat khusus terlebih dulu. Setelah terbentuk akar, barulah ditanam. Jangan lupa menyiapkan pohon lain sebagai sandaran.


Obat Luar dan Dalam
Berikut ini resep-resep obat berbahan brotowali. Untuk resep yang diminum bisa ditambahkan madu supaya rasa pahit berkurang.

Kudis
Rebuslah 30 cm batang brotowali beserta daunnya dengan 6 gelas air selama 1/2jam. Setelah suam-suam gunakan untuk membersihkan luka. Sementara itu, 7 helai daunnya ditumbuk halus dan tempelkan pada luka. Balut luka itu menggunakan perban. Balutan dan ramuan ini harus diganti 2 kali sehari.

Gatal-Gatal
Rebuslah 20 gr batang brotowali dengan 2 gelas air sampai air tinggal separuhnya. Setelah dingin gunakan untuk merendam atau mengompres bagian tubuh yang gatal. Lakukan 2 kali sehari.

Demam
Rebuslah 2 jari batang brotowali dengan 2 gelas air sampai air tinggal separuhnya. Minum ramuan ini 1/2 gelas, 2 kali sehari.

Diabetes
Rebuslah 10 cm batang brotowali dan akar pepaya dengan 3 gelas air. Setelah mendidih lalu disaring. Minum ramuan ini 2 kali sehari.

Hepatitis
Rebuslah 20 cm batang brotowali berikut daunnya dengan 1 liter air sampai air tinggal separuhnya. Menjelang masak, masukkan air perasan 3 jari temulawak yang sudah diparut. Setelah matang ramuan disaring. Minum ramuan ini 3 kali sehari.

Rematik
Rebuslah 10 cm batang brotowali dengan 3 gelas air sampai air tinggal separuhnya. Setelah matang lalu disaring. Minum ramuan ini 3 kali sehari.

Malaria
Rebuslah 20 cm batang brotowali berikut daunnya dengan 1 liter air sampai air tinggal separuhnya. Dinginkan, lalu diminum 3 kali sehari.

Menambah Nafsu Makan
Rebuslah 30 gr batang brotowali dan 3 helai daunnya dengan 2 gelas air sampai air tinggal separuhnya. Minum air rebusannya 1 gelas per hari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar