Peluang Usaha

clicksor

sitti

Anda Pengunjung ke

Kamis, 16 Desember 2010

ARAHAN KERJA TIM KURIKULUM KEMAHASISWAAN

Download Disini : http://www.ziddu.com/download/12987460/GrandDesignTIMKURIKULUMKEMAHASISWAAN.doc.html

I. Pendahuluan
Jika kau ingin menjadi seorang dokter
Kau harus merawat pasien sebaik kau merawat penyakitnya
(Patch Adam)
Kurikulum merupakan suatu sistem pembelajaran terintregrasi dan sistematis yang bertujuan pada tercapainya sumber daya manusia dengan kualitas tertentu. Sebagai mahasiswa kedokteran, kita selama ini menjalani rutinitas yang termuat dalam kurikulum pendidikan kedokteran baik yang masih bersifat konvensional maupun kini KBK (kurikulum berbasis kompetensi). Kurikulum pendidikan yang disusun oleh PEPKI- AIPKI ini dinyatakan bertujuan sebagai sarana pemenuhan standar kompetensi dokter yang ditentukan oleh WHO yaitu Five star doctor.
Apabila kita telaah tentang kompetensi yang termuat dalam kelima kriteria WHO, maka dapat disimpulkan bahwa kompetensi dokter global merupakan sinergisitas kompetensi medis ataupun akademis dengan kompetensi humanistik. Sehingga diharapkan kedepannya dokter tidak hanya menjadi seorang tenaga penyembuh namun juga pemimpin peningkatan status kesehatan masyarakat secara paripurna. Seorang dokter diminta untuk terus mengembangkan dirinya demi menjalankan tugasnya mengabdi kepada masyarakat Dengan kata lain, perlu adanya suatu keseimbangan antara hard skill dan soft skill. Akan tetapi, dalam kenyataannya kurikulum saat ini lebih menekankan peningkatan kompetensi dalam satu aspek saja yaitu kompetensi akademis atau hard skill.
Pada saat ini, pihak dekanat telah memberikan kesempatan pengembangan soft skill mahasiswa berupa ko-kurikuler atau bahkan intrakurikuler. Sayangnya, dalam bentuk ini menyebabkan tidak semua mahasiswa mendapatkan hak yang sama akan pengembangan kompetensi diluar kompetensi akademiknya. Fakta ini diperparah dengan pandangan mahasiswa bahwa kegiatan kemahasiswaan hanyalah sebatas kegiatan organisasi yang bersifat pelengkap atau kebutuhan sampingan. Padahal, bila kita menilik arti kata kemahasiswaan secara harfiah, maka akan didapatkan bahwa kemahasiswaan merupakan segala hal yang berhubungan dengan mahasiswa. Begitu luas pengertian dari kegiatan kemahasiswaan, bahkan dapat dikatakan kompetensi akademis yang ditunjang oleh kurikulum pendidikan merupakan bagian dari kemahasiswaan itu sendiri. Karena itulah, pandangan bahwa kebutuhan akan kegiatan kemahasiswaan sebagai kebutuhan sampingan dan pelengkap haruslah diubah total. Karena pada kenyataannya, kemahasiswaan justru memiliki tugas luhur dan penting dalam membentuk dokter ideal.
Kegiatan kemahasiswaan fakultas Indonesia saat ini telah berkembang pesat bila dibandingkan dengan masa- masa dahulu. Namun, perkembangan ini belumlah merata. Masih banyak institusi yang mati kegiatan kemahasiswaaannya. Disamping itu, kegiatan kemahasiswaan saat ini belum memiliki sebuah arahan, targetan yang terukur bagi pengembangan kompetensi mahasiswa. Padahal jaman ini menuntut kita untuk selalu memiliki bukti akan segala sesuatu yang kita miliki. Sudah bukan saatnya kita hanya mampu berkata, “dulu saya pernah melakukan ini…”, atau” dulu saya pernah menjadi ketua…”. Kita dituntut untuk mampu menunjukkan bukti kompetensi yang kita miliki, dan kompetensi bukanlah suatu hal yang abstrak. Kompetensi haruslah dapat diukur, dan terutama semakin berkembang seiring perkembangan usia kita. Dengan kata lain, pengembangan kompetensi mahasiswa kedokteran harus terstruktur.
Mengacu pada kondisi diatas, maka dirasa perlu adanya sebuah kurikulum pendamping yang memberikan penekanan pada pengembangan soft skill dan kemahasiswaan secara terintegrasi. Sehingga tercapai suatu kondisi seimbang antara pengembangan kompetensi akademis dan kompetensi humanistik. Pun, tercapainya lulusan mahasiswa kedokteran Indonesia sesuai standar kompetensi five star doctor. Maka, kami selaku mahasiswa kedokteran yang tergabung dalam Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia akan merumuskan kurikulum kemahasiswaan sebagai pemenuhan kebutuhan kami sebagai calon dokter masa depan.
II. Landasan
Perumusan kurikulum kemahasiswaan merupakan kontribusi nyata pergerakan mahasiswa kedokteran dalam mennyikapi masa depannya sendiri. Kegiatan ini berlandaskan pada:
1. Hasil Konferensi nasional peringatan 100 tahun Hari Kebangkitan Nasional di Universitas Hassanuddin, Makassar pada tanggal 20 Mei 2008
2. Konferensi nasional peringatan Hari Kesehatan Nasional di Universitas Indonesia, Jakarta pada tanggal 29 November 2008
3. Hasil mukernas XIV ISMKI
III. Tujuan
Adapun tujuan pembahasan dan penyusunan kurikulum kemahasiswaan ini adalah tercapainya kompetensi mahasiswa kedokteran Indonesia sebagai Five Star Doctor. Adapun kelima kriteria tersebut meliputi:
1. Care Provider (Penyedia pelayanan bagi masyarakat)
2. Communicator ( Memiliki kemampuan komunikasi yang baik untuk dapat mengabdi dan melayani masyrakat secara optimal)
3. Manager ( Memiliki kemampuan manajerial)
4. Community Leader ( Memiliki jiwa kepemimpinan)
5. Decision maker ( Mampu berpikir taktis dan strategis dalam mengambil keputusan yang terbaik)
Namun diatas semua itu, kompetensi-kompetensi tersebut haruslah didasarkan kepada kualitas spiritual. Seorang dokter sebagai insan yang Beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berkepribadian luhur ,serta menjunjung tinggi etika kedokteran.
Pun dalam kehidupan nyata di masyarakat, seorang dokter sebagai garda terdepan pelayan masyarakat harus memiliki kepekaan yang tinggi terhadap permasalahan-permasalahan yang terjadi di masyarakat. Memiliki rasa kemanusiaan dan keadilan sebagai pedoman dasar praktik kedokteran.
Kemudian pada prakteknya, seorang dokter yang paripurna dengan segala kompetensi yang dimilikinya, tetaplah tidak akan mampu mengatasi semua permasalahan kesehatan yang semakin kompleks dari masa ke masa. Oleh karena itu, setiap individu dokter haruslah terikat dalam suatu bingkai kolegialisme. Bekerjasama saling membantu untuk memberikan pengabdian seoptimal mungkin bagi masyarakat.
Dari wujud dokter ideal diatas, kita dapat menurunkan poin-poin kompetensi yang harus dimiliki seorang dokter, sebagai berikut:
1. Spiritual quotient Iman dan Takwa kepada Tuhan YME, Budi pekerti dan etika.
2. Kompetensi akademik  Kompetensi yang terkait dengan ilmu dan keterampilan kedokteran.
3. Kompetensi Soft Skill Mencakup kompetensi kepemimpinan, integritas, manajerial, komunikasi, kepekaan.
4. Wawasan Sosial kemasyarakatan dan politik
Kami menyadari bahwa tidak semua mahasiswa kedokteran mampu mengingat ilmu medis yang mereka dapatkan hanya berdasarkan hapalan semata. Hal ini dipengaruhi tipe pembelajaran seseorang. Namun, secara umum suatu ilmu dapat bertahan lebih lama dalam memori seseorang apabila telah dipraktekkan. Dengan mengingat bahwa kompetensi akademik telah ditekankan dalam kurikulum pendidikan, maka kurikulum kemahasiswaan berfokus kepada aplikasi ilmu medis dalam pemenuhan kompetensi tersebut. Dan juga penanaman serta pengembangan ketiga kompetensi lainnya.
IV. Manfaat
Manfaat yang didapatkan dari tersusunnya Kurikulum Kemahasiswaan yang berlaku secara nasional di seluruh Fakultas Kedokteran di Indonesia adalah:
1. Terpenuhinya kebutuhan mahasiswa akan pengembangan potensi secara terintregasi (manyeluruh), terintegral (terukur), dan terdokumentasikan sesuai tahapannya
2. Adanya sebuah kepastian bahwa seluruh mahasiswa kedokteran di Indonesia akan mendapatkan kebutuhan ini secara adil, merata, dan menyeluruh
3. Meningkatkan posisi tawar lembaga kemahasiswaan dan berbagai kegiatan kemahasiswaan secara nasional, wilayah, institusi.
4. Meningkatkan peran lembaga kemahasiswaan dan kegiatan kemahasiswaan dalam mewujudkan alumni/dokter yang mapan kompetensi dan berdaya saing.
V. Targetan Kerja
Penyusunan sebuah kurikulum bukanlah sebuah proses instan yang dapat diselesaikan dalam satu kali pengerjaan. Namun, dalam kepengurusan satu tahun ini kami mengharapkan bahwa kurikulum kemahasiswaan dapat menjadi bagian ataupun pendamping kurikulum pendidikan yang berlaku di tataran lokal institusi. Adapun gambaran umum kerja tim kurikulum kemahasiswaan:
1. Pengambilan data/penelitian
2. Analisa data/ rekapitulasi
3. Penyusunan materi kurikulum
4. Persiapan sistem penunjang : Sarana prasarana, buku pegangan, dll.
5. Advokasi
6. Sosialisasi
Targetan kerja dibagi kedalam dua bagian:
1. Targetan jangka pendek
Targetan jangka pendek berfungsi sebagai langkah pengawasan terhadap perkembangan kinerja secara berkala. Hal ini dimaksudkan untuk memastikan target akhir dapat dicapai dengan optimal.
Minggu ke-4 bulan Januari 2009 :
- Koordinasi awal hingga tataran institusi di seluruh wilayah
Minggu ke-4 bulan Maret 2009 :
- Tersusunnya 75% rekapan data wilayah yang bersumber dari data- data institusi secara valid.
Minggu ke- 2 bulan April 2009 :
- Tersusunnya 100% rekapan data dari wilayah dan 25% rekapan data nasional
- Tersusunnya 30% draft kurikulum kemahasiswaan
Minggu ke- 3 bulan Juni 2009 :
- Tersusunnya rekapan data nasional final
- 60% draft kurikulum kemahasiswaan
- Terselenggaranya 40% kegiatan pengmas, psdm, kastrat dan pendpro tataran wilayah dan nasional sebagai titik awal pelaksanaan kurikulum kemahasiswaan
Minggu ke- 3 bulan Juli 2009 :
- Telah berjalan 30% tahap advokasi kepada stakeholder dari tataran institusi hingga nasional
- Tersusunnya 75% draft kurikulum kemahasiswaan
Minggu ke-4 bulan September 2009:
- Tersusun 100% draft kurikulum kemahasiswaan yang siap pakai
- Advokasi kepada AIPKI dan DIKTI
Bulan Desember 2009:
- Launching buku “ Pedoman Kurikulum Kemahasiswaan Kedokteran”
- Sosialisasi dalam acara Munas di FK Universitas Udayana
2. Targetan jangka panjang
Kurikulum kemahasiswaan diharapkan akan menjadi solusi ketimpangan kompetensi lulusan dokter yang tidak merata, sehingga kedepannya mahasiswa kedokteran Indonesia memiliki kompetensi yang merata baik dalam seluruh aspek kemahasiswaan. Adapun kami menargetkan bahwa pemberlakuan kurikulum ini terutama dalam momentum “ Hari Mahasiswa Kedokteran Indonesia” pada tanggal 20 September 2009 walaupun tidak diperingati pada hari tersebut mengingat adanya Hari raya Idul Fitri 1430H. Kami berharap 50% institusi anggota ISMKI dapat memakai buku pedoman kurikulum kemahasiswaan kedokteran ini pada tahun 2010 terutama untuk mahasiswa tingkat 1.
VI. Kalender Kerja
(terlampir)
VII. Tantangan yang Dihadapi
Sebagai sebuah inisiator gerakan awal, tentu saja banyak tantangan ataupun kendala yang akan dihadapi. Adapun tantangan besar yang diperkirakan akan dihadapi dalam proses kedepannya adalah sebagai berikut:
1. Kedudukan kegiatan kemahasiswaan di berbagai tataran terutama tataran lokal belum dipandang oleh pihak birokrat dan oleh mahasiswa sendiri
2. Belum meratanya kestabilan dan kemapanan organisasi kemahasiswaan mahasiswa kedokteran di berbagai daerah di Indonesia
3. Belum adanya pengalaman dari pengurus dan pihak-pihak yang terlibat dalam penyusunan tentang cara penyusunan sebuah kurikulum

VIII. Struktur





















IX. Pembagian Kerja
Pembagian kerja didasarkan pada bidang- bidang yang terliputi dalam tim kurikulum kemahasiswaan. Terdapat empat bidang utama dengan pembagian kerja sesuai arahan kerja masing- masing bidang dalam Grand Design kepengurusan PHN 2008-2009. Adapun pembagian kerja ini dimaksudkan sebagai koridor kerja secara menyeluruh, sehingga untuk spesifikasi tataran kerja antara institusi hingga nasional dibahas dalam alur kerja.
1. Bidang Pendidikan Profesi
- Melakukan peninjauan kembali dan advokasi kurikulum akademik kepada stakeholder terkait
- Mengumpulkan data kebutuhan kompetensi dokter Indonesia yang aplikatif di masyarakat namun tetap berkualitas internasional
- Mengakomodir peningkatan kompetensi medis berdasarkan pengetahuan medis dan kemampuan medis sesuai wawasan profesi kedokteran
2. Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia
- Mengumpulkan dan analisa data pelatihan pengembangan SDM dari segi soft skill organisasi
- Melakukan kegiatan pelatihan dan koordinasi pengembangan SDM terutama dari segi soft skill organisasi secara terintegral dan terintregrasi.
3. Bidang Kajian Strategis
- Mengumpulkan data pengembangan kompetensi medis dan humanistik mulai dari tataran institusi hingga nasional
- Menyusun kurikulum wawasan kekastratan yang meliputi pergerakan mahasiswa, manajemen isu massa, dan pola pikir kritis secara ilmiah
- Melakukan advokasi kepada stakeholder terkait sesuai tatarannya
4. Bidang Pengabdian Masyarakat
- Menyediakan berbagai aktivitas sebagai wadah aplikasi profesi dokter dalam masyarakat
- Melakukan berbagai kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kepekaan sosial mahasiswa kedokteran
X. Alur Kerja
Institusi
1. Melakukan pengumpulan data akan kebutuhan diri yang diperlukan dalam kaitannya dengan pengembangan kompetensi medis dan kompetensi humanistik. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara : kajian pustaka, polling, atau data penelitian.
2. Mengumpulkan data tentang kurikulum pendidikan yang diterapkan oleh institusi yang bersangkutan secara detail dan menyeluruh.
3. Melakukan pengakaran tingkat institusi tentang pentingnya kurikulum kemahasiswaan
4. Membentuk tim khusus kurikulum kemahasiswaan untuk mempermudah koordinasi tataran institusi dengan wilayah dan nasional. Adapun siapa saja yang termasuk dalam tim ini dengan skala prioritas : Ketua BEM, kastrat, pendpro, psdm, dan pengmas.
5. Melakukan advokasi ke dekanat. Hal- hal utama yang diadvokasikan meliputi kedudukan organisasi kemahasiswaan, pentingnya kegiatan- kegiatan kemahasiswaan, dan pembagian waktu kegiatan akademis dengan kegiatan kemahasiswaan.
Wilayah
1. Mengumpulkan dan merekapitulasi data- data tentang kurikulum pendidikan yang dikirimkan institusi
2. Mem- follow up dan merekapitulasi data- data akan kebutuhan diri yang diperlukan dalam kaitannya dengan pengembangan kompetensi medis dan kompetensi humanistik.
3. Mengoordinasikan informasi dari tim kurikulum kemahasiswaan nasional kepada institusi di wilayahnya serta sebaliknya
4. Membantu institusi- institusi dalam pengakaran kurikulum kemahasiswaan
5. Membantu institusi- institusi dalam hal advokasi kepada dekanat. Hal ini terutama dilakukan oleh PHW di setiap institusi.
Nasional
1. Membuat kuesioner untuk pengumpulan data yang dikerjakan oleh institusi
2. Mengumpulkan dan merekapitulasi data- data dari setiap wilayah sesuai bidang
3. Mengumpulkan dan merekapitulasi data- data akan kebutuhan diri yang diperlukan dalam kaitannya dengan pengembangan kompetensi medis dan kompetensi humanistik sesuai bidang.
4. Membantu dan mendukung pengakaran dan advokasi tataran institusi dan wilayah
5. Melakukan advokasi kepada AIPKI dan DIKTI
6. Menyusun kurikulum kemahasiswaan
7. Pembuatan buku “Pedoman Kurikulum Kemahasiswaan Kedokteran” yang berlaku secara nasional

Tidak ada komentar:

Posting Komentar