Peluang Usaha

clicksor

sitti

Anda Pengunjung ke

Sabtu, 08 Januari 2011

Manajemen Kurikulum

Download Disini : http://www.ziddu.com/download/13309046/SILVIASURYANINGTYAS.docx.html

Ada beberapa pengertian mengenai kurikulum. Kurikulum berasal dari kata ‘curere’ yang dikatabendakan menjadi ‘curiculum’ (kurikulum) secara epitimologi dapat diartikan antara lain:
a. Jarak yang di tempuh oleh pelari atau kereta lomba atau diartikan tempat berlomba
b. Pacuan, lomba berkerata, lari cepat
c. Perjalanan tanpa henti (1 kali perjalanan)
d. Peredaran waktu (matahari, bintang, bulan)
e. Kereta untuk lomba
f. Jalan kehidupan.
Kurikulum kemudian digunakan dalam dunia pendidikan dan diberi arti (ditinjau dari segi semantik):
a. Secara tradisional antara lain seperti:
(1) Mata pelajaran yang diajarkan di sekolah
(2) Suatu bahan pelajaran tertentu yang dipelajari oleh anak
(3) Sesuatu yang diharapkan dipelajari anak di sekolah
(4) Sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau dikuasai untuk mencapai suatu tingkat atau ijasah (degree).
b. Secara konsepsi baru dalam pendidikan modern, antara lain kurikulum diartikan:
(1) Semua pengalaman anak yang menjadi tanggung jawab sekolah
(2) Keseluruhan usaha sekolah untuk memengaruhi belajar anak di kelas, tempat bermain dan di luar sekolah.
Manajemen kurikulum merupakan seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan sungguh-sungguh serta pembinaan secara kontinyu terhadap situasi belajar secara efektif dan efisien demi membantu tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Secara operasional kegiatan administrasi/manajemen kurikulum itu meliputi kegiatan sebagai berikut:
a. Kegiatan yang berhubungan dengan tugas guru/pengajar
(1) Pembagian tugas guru yang dijabarkan dari struktur program pengajaran, dan ketentuan tentang beban mengajar wajib bagi guru
(2) Tugas guru dalam mengikuti jadwal pelajaran
Ada 3 jenis jadwal pelajaran untuk guru, yaitu:
a) Jadwal pelajaran kurikuler, korikuler dan ekstrakurikuler.
• Jadwal pelajaran kurikuler disusun secara edukatif oleh guru/tim guru dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan akademik.
• Jadwal pelajaran kokurikuler disusun secara strategis sesuai situasi dan kondisi individual/kelompok peserta didik sehingga dapat meningkatkan pemahaman, keterampilan, serta mencerna materi pelajaran secara efektif dan efisien.
• Jadwal pelajaran ekstrakurikuler disesuaikan di luar jam pelajaran kurikuler dan program kokurikuler.
b) Jadwal pelajaran yang tatap muka dan non tatap muka. Jadwal pelajaran tatap muka di dalam kelas yang dibatasi dinding atau kelas yang berupa lapangan olahraga, pasar, lalu lintas, dan sebagainya.
(3) Tugas guru dalam kegiatan PBM
Tugas ini merupakan serangkaian kegiatan pengajaran/ instruksional untuk mencapai hasil pengajaran yang optimal, yaitu:
a) Membuat persiapan / perencanaan pengajaran (desain instruksional)
b) Melaksanakan pengajaran (termasuk pengelolaan kelas)
c) Mengevaluasi hasil pengajaran.
b. Kegiatan yang berhubungan dengan tugas peserta didik/siswa
Demi suksesnya PBM, kegiatan-kegiatan peserta didik telah tertera dalam jadwal kegiatan belajar yang telah disusun oleh sekolah secara padegogis beserta jadwal tes/ulangan/ujian, dan jadwal kegiatan belajar yang diatur sendiri oleh siswa dalam strategi mensukseskan hasil studinya.
c. Kegiatan yang berhubungan dengan seluruh sivitas akademika
Kegiatan ini merupakan pedoman sinkronisasi segala kegiatan sekolah yang kurikuler, ekstrakurikuler, akademik/nonakademik, hari-hari kerja, libur, karya wisata, hari-hari besar nasional/agama, dan sebagainya.
d. Kegiatan-kegiatan penunjang PBM.
Disamping ketiga kegiatan pokok di atas, nampaknya masih perlu di ketengahkan kegiatan-kegiatan penunjang PBM untuk dibahas, yaitu Bimbingan Konseling (BK), Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), dan perpustakaan.




Kritik dan Saran

Kurikulum yang digunakan oleh SMA YSKI Semarang adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Hal ini sesuai dengan UU No. 20 tahun 2005 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Hal ini berarti SMA YSKI menggunakan kurikulum yang ditetapkan oleh Dinas Pendidikan kemudian dikembangkan sendiri atau dengan kata lain, kurikulum yang sudah dikembangkan tetap disesuaikan dengan potensi peserta didik. Dalam KTSP siswa belajar sendiri, sedangkan guru hanya sebagai fasilitator.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar