Peluang Usaha

clicksor

sitti

Anda Pengunjung ke

Kamis, 09 Desember 2010

MANAJEMEN PIUTANG

Download Disini : http://www.ziddu.com/download/12886452/ManajemenPiutang.rtf.html

Persediaan dan piutang dagang adalah dua perkiraan aktiva lancar yang terbesar. Secara bersama-sama kedua jenis aktiva ini mencakup hampir 80% dari aktiva lancar dan lebih dari 30% total aktiva untuk semua industri manufaktur.
Manajemen dan kebijakan kredit yaitu dasar untuk pengambilan keputusan pemberian kredit. Keputusan itu melibatkan standar kredit, syarat-syarat kredit, dan penentuan siapa yang akan menerima kredit. Suatu kerangka untuk mengevaluasi keputusan atas perubahan kebijakan kredit juga akan disajikan.

KEBIJAKAN MANAJEMEN KREDIT
Manajemen kredit menyangkut bidang keputusan sebagai berikut:
1. analisis risiko kredit
2. menetapkan standar untuk menerima atau menolak risiko kredit
3. menspesifikasikan syarat kredit
4. memutuskan bagaimana membiayai piutang usaha-kredit yang ada
5. menetapkan siapa yang menanggung risiko kredit
6. menetapkan kebijakan dan praktik penagihan
7. menghindari optimisasi yang kurang dari masing-masing departemen.

ANALISIS KREDIT
Analisis kredit berusaha untuk menetapkan siapa yang harus menerima kredit dan bersasrkan kondisi apa. Dua aspek dari proses itu harus dibedakan : langganan baru versus langganan yang ada. Yang kedua tidak begitu sulit karena pengalaman memberikan informasi yang cukup banyak. Analasis kredit jelas merupakan masalah yang lebih sulit bagi langganan yang prospektif berilaku dengan pemasok lainnya. Jenis formasi ini dapat diperoleh dengan biaya tertentu dari agen informasi keuangan khususnya seperti Dun & Bradstreet.
Selain itu, perusahaan akan melaksanakan analisisnya sendiri untuk mengambil keputusan yang independen. Dalam kredit dagang, perusahaan melakukan baik penjualan kredit maupun memberikan kredit. Kedua kegiatan itu saling berkaitan. Bagaimana pelanggan berperilaku mungkin tergantung pada bagaimana organisasi penjualan memperlakukan pelanggan. Selain itu, kebijakan dan praktik penagihan dari penjualan yang tidak disukai mungkin mempengaruhi pelanggan.

Sumber Informasi
Ada 2 sumber informasi eksternal yang tersedia.
1. dengan mengadakan pertemuan kelompok lokal dan dengan surat menyurat, pengalaman berhubungan dengan debitor dipertukarkan melalui asosiasi para pemberi kredit.
2. suatu biro pelaporan kredit (di Indonesia). Salah satu biro yang paling terkenal di AS adalah Dun & Bradstreet.
Sumber informasi kredit lainnya adalah bank-bank komersial dimana para pelanggan berhubungan. Walaupun bank tidak dapat memberikan data tentang jumlah simpanan dan pinjaman para nasabahnya, akan tetapi beberapa informasi umum dapat diperoleh. Biasanya bank akan mencantumkan jumlah deposito atau rekening gironya atau pinjaman dalam bentuk jumlah angka (misalnya enam angka menengah).

Analisis Informasi Kredit
Penilaian kredit akan timbuk dengan analisis rasio keuangan yang relatif baku, dengan penekanan pada rasio likuiditas, leverage dan profitabilitas. Rasio tersebut akan dibandingkan dengan rasio gabungan untuk bidang industri usaha dimana perusahaan tersebut bergerak.
Di samping analisis keuangan umum, juga dilakukan beberapa penilaian khusus yang berkaitan dengan kegiatan kredit. Informasi tentang pembayaran kembali yang dilakukan oleh para pelanggan dimasukkan dalam pertimbangan penilaian. Hal ini dilakukan dengan cara mengambil data hutang dagang dari neraca dan menghitung umur rata-rata hutang dagang. Periode pembayaran rata-rata tersebut kemudian dapat digunakan dengan dua data pembanding lain.
1. periode pembayaran aktual dari syarat kredit
2. periode pembayaran rata-rata untuk bidang usaha dimana pelanggan bergerak.

Sistem Penilaian Formal
Setelah analisi informasi kredit, perusahaan mungkin berusaha mengungkapkan hasil-hasilnya dalam istilah kuantitatif. Ini secara umum dikenal sebagai penilaian kredit (kredit scoring). Ini menyangkut ukuran numerik untuk meramalkan probabilitas bahwa langganan tepat pada waktunya. Kadang-kadang analisis dibalik untuk meramalkan probabilitas bahwa langganan tidak akan membayar tepat pada waktunya atau sesungguhnya akan menjadi bangkrut.


STANDAR KREDIT
Standar kredit merupakan rincian nilai-nilai atau karateristik-karateristik yang menentukan apakah seorang pelanggan akan menerima kredit. Sejumlah variabel terlibat dan beberapa pelanggan lemah dapat diberi kredit dalam kondisi-kondisi yang telah ditentukan.
Jika suatu perusahaan melakukan penjualan dengan kredit hanya kepada para pelanggan yang kuat, kerugian karena timbulnya piutang ragu-ragu biasanya kecil. Sebaliknya ada kemungkinan tingkat penjualan yang hilang tersebut dapat lebih besar daripada biaya yang dapat dihindarinya. Untuk menentukan standar kredit yang optimum perusahaan perlu membandingkan antara biaya marjinal pemberian kredit dan laba marjinal dari peningkatan penjualan.
Yang termasuk dalam biaya marjinal adalah biaya-biaya produksi dan penjualan akan tetapi untuk sementara yang perlu diperhatikan adalah biaya-biaya yang berkaitan dengan kualitas para pelanggan, atau biaya kualitas kredit. Termasuk dalam biaya-biaya ini adalah (1) kerugian karena piutang ragu-ragu ; (2) biaya pemeriksaan dan penagihan yang lebih tinggi, dan (3) dan yang lebih besar yang tertahan dalam piutang dagang (yang mengakibatkan biaya modal lebih tinggi, karena pelanggan yang kurang layak menerima kredit, menunda pembayarannya).

SYARAT KREDIT
Adalah kondisi pembayaran kredit yang ditawarkan kepada pelanggan; syarat kredit meliputi periode kredit dan potongan tunai. Periode kredit adalah jangka waktu dimulai dari ketika kredit diberikan, setelah itu kredit dianggap tertunggak. Secara umum, periode kredit dimulai pada tanggal yang tertera di faktur, tapi tergantung dari standar tiap industri, periode pembayaran bisa dimulai ketika barang diangkut, ketika barang diterima pembeli, pada awal bulan, pada akhir bulan, pada tengah bulan, atau pada waku-waktu tertentu sesuai syarat kredit.
Suatu syarat kredit menetapkan adanya periode di mana kredit diberikan dan potongan tunai (jika ada) untuk pembayaran yang dilakukan lebih awal. Misalnya jika perusahaan menetapkan syarat kredit kepada semua pelanggannya sebagai 2/10, net 30, maka potongan tunai sebesar 2 persen diberikan jika pembayaran dilakukan dalam jangka 10 hari dan jika potongan tunai tidak dimanfaatkan maka pembayaran harus dilakukan selambat-lambatnya dalam waktu 30 hari. Jika syarat yang ditentukan adalah “net 60” berarti bahwa perusahaan tidak memberikan potongan tunai, dan pembayaran harus dilakukan selambat-lambatnya 60 hari setelah tanggal faktur.
Lima aspek syarat kredit yaitu sifat ekonomik produk, kondisi penjual, kondisi pembeli, periode kredit, dan potongan tunai.


Sifat Ekonomik Produk
Barang-barang dengan perputaran penjualan yang tinggi dijual dengan syarat kredit yang relatif pendek, pembeli menjual kembali dengan cepat, yang menghasilkan uang tunai sehingga mampu membayar kepada pemasok.

Kondisi Penjual
Penjual yang keuangannya lemah membutuhkan uang tunai atau syarat kredit yang ditawarkannya berjangka sangat pendek.

Kondisi Pembeli
Pada umumnya pengecer yang sehat keuangannya menjual secara kredit, dan sebaliknya menerima kredit yang lebih lama.

Periode Kredit
Melonggarkan periode kredit dapat mendorong kenaikan penjualan, akan tetapi biaya atas dana yang terikat pada piutang dagang akan meningkat.

Potongan Tunai
Potongan tunai adalah reduksi harga didasarkan atas pembayaran yang dilakukan selama periode waktu yang ditentukan.

SEASONAL DATING
Adalah syarat kredit yang digunakan untuk mendorong konsumen untuk melakukan pembelian di luar musim (out of season) dengan tidak mengharuskan pembayaran sampai tanggal waktu yang telah ditentukan, tidak peduli kapanpun barang itu dibeli.
Jika penualan adalah musiman, perusahaan dapat menggunakan seasonal dating untuk menetapkan periode kresit. Contohnya, Slimware Inc., perusahaan baju renang, menjual dengan syarat kredit 2/10, net 30, May 1 dating. Ini berarti bahwa faktur baru mulai efektif pada tanggal 1 Mei, walaupun penjualan terjadi pada bulan januari. Diskon dapat diperoleh jika pembayaran dilakukan paling lambat tanggal 10; jika tidak pembayaran harus dilakukan secara penuh pada tanggal 30 Mei.

MEMANTAU MANAJEMEN PIUTANG
Dua masalah kunci yang dihadapi eksekutif dalam manajemen piutang dagang adalah peramalan dan pengendalian piutang dagang.

Masalah dengan DSO dan AS
Kita pertama akan menelaah dua metode yang digunakan secara luas oleh perseroan-perseroan, yaitu Tingkat Penjualan Harian dan Skedul Umur. Kita kemudian memusatkan perhatian kita pada pendekatan pola pembayaran, yang menawarkan cara yang lebih baik untuk memantau piutang dagang.
Menurut hasil survei Stone, dari seluruh perusahaan yang dilaporkan menggunakan prosedur sistematik untuk memproyeksikan piutang dagang, pada umumnya menggunakan proyeksi pro forma DSO atau beberapa rasio piutang dagang lainnya terhadap penjualan. Dalam pengendalian piutang dagang, metode AS (skedul umur piutang dagang) merupakan metode yang banyak dipakai.

Tingkat Penjualan Harian
Tingkat Penjualan Harian Rata-rata (DSO atau Day’s Sales Outstanding) pada waktu tertentu t biasanya dihitung sebagai rasio piutang terhadap penjualan harian :

DSOt = Total ARt
Penjualan Harian

Angka penjulan harian diperoleh dengan merata-ratakan penjualan sepanjang periode waktu yang terakhir. Periode rata-ratanya bisa 30 hari, 60 hari, 90 hari atau periode lain yang relevan. Jelas bahwa DSO dipengaruhi oleh tingkat penjualan dan periode rata-rata yang digunakan.

Skedul Umur Piutang Dagang
Skedul Umur Piutang Dagang adalah persentasi dari piutang dagang akhir kuartal dalam kelompok umur yang berbeda. Istilah kelompok umur di sini merupakan periode waktu di mana piutang dagang terjadi sejak waktu penjualan. Skedul Umur Piutang Dagang yang baik menunjukan persentase yang kecil piutang dagang akhir kuartal dari penjualan yang lama, dengan persentase yang tinggi berdasarkan penjualan bulan-bulan yang terakhir.

FAKTOR-FAKTOR LAIN YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN KREDIT
1. Potensi Laba (Profit Potential)
Jika dapat menjual secara kredit dan sekaligus membebankan bunga pada piutang dagang tersebut, penjualan kredit sebenarnya lebih menguntungkan daripada penjualan tunai.
2. Pertimbangan Legal (Legal Consideration)
Adalah ilegal jika perusahaan membebankan harga yang berbeda diantar konsumen-konsumen kecuali perbedaan harga ini diperbolehkan secara legal.
3. Instrumen Kredit (Credit Instruments)
- Open Account
- Promissory Note
- Commecial Draft
- Conditional Sales Contract

Tujuan penjualan kredit adalah untuk meningkatkan laba melalui peningkatan penjualan. Manfaat dan biaya penjualan kredit:
Penjualan akan meningkat dan biaya juga akan meningkat.
Kebijakan piutang akan berhasil jika kenaikan penjualan lebih besar dibandingkan dengan kenaikan biayanya.
Permasalahan manajemen piutang adalah bagaimana mengelola biaya-biaya yang timbul akibat dari penjualan kredit.

Biaya-biaya yang timbul dari penjualan kredit:
1. Biaya administrasi untuk mengelola piutang atau menyewa karyawan khusus untuk penagihan, cara pembayaran.
2. Biaya piutang tak tertagih.
3. Biaya modal untuk investasi kepada piutang (mempercepat pembayaran misalnya)
4. Cash discount untuk pembayaran yang dipercepat.

Bagaimana meminimumkan biaya?
Sebelum biaya terjadi harus diantisipasi dulu, selektif memilih calon pelanggan dan harus memiliki kriteria dalam memilih pelanggan. Oleh karena itu harus dibuat standar kredit. Yang bertujuan untuk mengurangi kredit tak tertagih. Jika penjualan kredit diberikan kepada pelanggan yang berkualitas saja, maka kredit macet akan berkurang tetapi kesempatan menjual lebih secar juga akan hilang. Standar kredit diperlukan untuk menentukan kriteria optimal bagi para pelanggan yang berhak membeli secara kredit dan persyaratannya.


Cara membuat standar kredit, meliputi:
1. Kerugian dari piutang macet
2. Biaya pemeriksaan dan penagihan
3. Penambahan modal untuk piutang dagang

Untuk meningkatakan kualitas kredit dibuat kriteria penilaian kredit yaitu 5C:
1. Character (kepribadian), dari pihak yang berwewenang dari pembelian kredit yang berkaitan dengan kepercayaan perusahaan pada janji yang bersangkutan untuk melunasi hutang dagangnya.
2. Capacity (Kemampuan), penilaian subjektif yang diukur dari prestasi bisnisnya di masa lampau.
3. Capital (Modal), dapat dilihat dari posisi keuangan perusahaan dengan mengukur struktur modalnya dan likuiditasnya.
4. Collateral (Jaminan berupa dana tunai pada giro)
5. Condition (Kondisi ekonomi yang berdampak pada usaha pelanggan)

Model penilaian penjualan kredit:
1 Model Sartoris-Hill
Model ini mengacu pada 1 konsep umum laba (  = TR – TC )
 = PVnet sales - cost

1. Modal kerja tidak berubah
NPVo = Po.Qo (1-bo) - Co.Qo
(1 + k) to

NPV1 = P1.Q1 (1-b1) - C1.Q1
(1 + k) t1




2. Modal kerja berubah
NPVo = Po.Qo (1-bo) - Co.Qo - W Po.Qo - Po.Qo
(1 + k) to (1 + k) to

NPV1 = P1.Q1 (1-b1) - C1.Q1 - W P1.Q1 - P1.Q1
(1 + k) t1 (1 + k) t1

Keterangan :
NPVo = Net Present Value untuk kebijakan lama
NPV1 = Net Present Value untuk kebijakan baru
P = harga jual per unit
Q = unit produk terjual per hari
b = tingkat kerugian karena piutang ragu-ragu
k = biaya modal per hari (%)
t = periode penagihan piutang rata-rata (DSO/ACP)
c = biaya variabel per unit
Bandingkan = NPV1 - NPVo ≥ 0 → kebijakan baru diterima

Contoh Soal :
1. WinZ selaku manajer PT CowPig mencoba untuk mengevaluasi adakah kemungkinan untuk dapat meningkatakan penagihan piutang dagang perusahaan. Perusahaan memproduksi 3.600.00 unit pakaian setahun dengan harga rata-rata $40/unit. Kebijakan kredit perusahaan saat ini adalah 2/10, n/30 dimana 20% dari konsumen memanfaatkan periode diskon. Pengalokasian untuk piutang ragu-ragu adalah 2.5% dari penjualan. Rata-rata periode penagihan piutang adalah 50 hari dan biaya variable $25 per unit.
Upaya perusahaan guna meningkatkan penagihan penjualan kreditnya memberikan perubahan pada variable perhitungan kebijakan kredit sebagai berikut:
a. Meningkatkan piutang ragu-ragu menjadi 3% dari penjualan.
b. Melonggarkan rata-rata periode tagih menjadi 58 hari.
c. Meningkatkan penjualan 2.000 unit/hari.
d. Kebijakan perusahaan 2.5/15, n/40 dan 40% dari konsumen memanfaatkan diskon.
Investasi yang dibutuhkan untuk kas dan persediaan adalah 10% dari nilai penjualan dengan biaya modal perusahaan sebesar 18% per tahun dengan asumsi 1 tahun adalah 360 hari.
Anda sebagai asisten WinZ, bantulah manajer anda untuk menentukan kebijakan manakah yang lebih menguntungkan bagi perusahaan!
Jawab:
1 Kebijakan lama
Sales/hari = 3.600.000 = 10.000 unit
360
P = $ 40
Qd = 10.000 u x 20% = 2.000 unit
Qk = 10.000 u x 80% = 8.000 unit
DSO = 0.2 (10) + 0.8 (x)
50 = 2 + 0.8 x
x = 60
k = 18% = 0.05%
360

 = TR – TC
129 = TR discount + TR kredit - TC
NPVo :
40.2000(1 - 2%) + 40.8000 (1 - 2.5%) - (25 x 10.000) - 10% 40x10.000 – 40x10.000
( 1 + 0.05%)10 (1 + 0.05%)60 (1+0.05%)50

78.009,07585 + 302.781,2766 - 250.000 – 987,3597719
129.802,99



2 Kebijakan baru

P = $ 40
Qd = 12.000 u x 40% = 4.800 unit
Qk = 12.000 u x 60% = 7.200 unit
DSO = 0.4 (10) + 0.6 (x)
58 = 4 + 0.6 x
x = 90

NPV1 :
40.4800(1 – 2.5%) + 40.7200 (1 - 3%) - (25 x 12000) - 10% 40x12.000 – 40x12.000
( 1 + 0.05%)15 (1 + 0.05%)90 (1+0.05%)58

185.801,6001 + 267.070,4601 - 300.000 - 1.371,671764
151.500,39
NPV1 - NPVo = 151.500,39 - 129.802,99
= 21.697,4
Kebijakan baru diterima karena kebijakan baru lebih menguntungkan.

2. Dengan melemahnya daya beli masyarakat, PT ABC berencana untuk memperlonggar syarat penjualan supaya perusahaan dapat meningkatkan penjualan pada bulan-bulan mendatang. Dengan syarat penjualan yang lama 2/10, n = 30, perusahaan diperkirakan hanya akan mampu mencapai penjualan Rp 240.000 dimana 20% diantaranya adalah penjualan diskon. Dengan kebijakan lama ini, DSO diperkirakan 34 hari; piutang tak tertagih 2% dari penjualan kredit.
Bila perusahaan merubah syarat penjualan menjadi 5/10, n = 50, penjualan perusahaan diperkirakan akan meningkat menjadi Rp 276.000 perbulan. Dalam hal ini, bobot penjualan diskon juga meningkat menjadi 25% dari total penjualan. Sejalan dengan itu, DSO berubah menjadi 49 hari dan piutang tak tertagih juga meningkat menjadi 4% dari penjualan kredit.
Modal kerja selain piutang diperkirakan sekitar 12% dari penjualan, sedangkan biaya modal perusahaan adalah 18% pertahun. Pada tahun ini perusahaan mempertahankan contribution margin (kelebihan penjualan dari biaya variable) tetap sebesar 60%.
Jawab :
3 Kebijakan lama
Penjualan harian = 240.000 = 8.000
30
Qd = 8000 u x 20% = 1600
Qk = 8000 u x 80% = 6400
k = 18% = 0.05%
360
DSO = 0.2 (10) + 0.8 (x)
34 = 2 + 0.8 x
x = 40

NPVo :
1600 (1 - 2%) + 6400 (1 - 2%) - (0,4 x 8.000) - 12% 8.000 - 8.000
(1 + 0.05%)10 (1 + 0.05%)40 (1+0.05%)34

1.560,181517 + 6.147,836808 - 3.200 - 16,17805285
4.491,84

4 Kebijakan baru
Penjualan harian = 276.000 = 9.200
30
Qd = 9200 u x 25% = 2300
Qk = 9200 u x 75% = 6900
k = 18% = 0.05%
360

DSO = 0.25 (10) + 0.75 (x)
49 = 2.5 + 0.75 x
x = 62

NPV1 :
2300(1 – 5%) + 6900 (1 - 4%) - (0,4 x 9200) - 12% 9200 – 9200
(1 + 0.05%)10 (1 + 0.05%)62 (1+0.05%)49

2.174,104984 + 6.421,855949 - 3.680 - 26,71275527
4.889,25

NPV1 - NPVo = 4.889,25 - 4.491,84
= 397,41
Kebijakan baru diterima karena kebijakan baru lebih menguntungkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar