Peluang Usaha

clicksor

sitti

Anda Pengunjung ke

Selasa, 14 Desember 2010

AJARAN WAHABI

Download Disini : http://www.ziddu.com/download/12961071/wahab.docx.html

A. PAHAM WAHABI

Akhir-akhir ini kita sebagai umat Islam sering mendengar ajakan-ajakan untuk memurnikan agama Islam. Gerakan ini ingin mengembalikan Islam seperti saat awal kali diturunkan di Arab. Salah satu dari gerakan ini adalah gerakan Wahabi, yaitu gerakan yang muncul dari seorang pemikir bernama Muhammad bin Abdul Wahhab yang merupakan turunan dari pemikiran Ibn Taimiyah dan Ibnu Qayyim al-Jauziah.

Sama seperti gerakan Islam radikal lainnya, gerakan Wahabi ini juga lebih cenderung eksklusif dan ekstrim,yang tidak mengakui kebenaran kelompok lain. Gerakan Wahabi mendapat posisi yang sangat cerah di Arab Saudi, di negara ini ajaran Wahabi dijadikan paham resmi negara sehingga dengan bebas ajaran ini tumbuh dan berkembang. Hal ini tidak terlepas dari Muhammad bin Saud penguasa Negara kala itu.

B. Muhammad bin Abdul Wahhab

Menurut riwayat, Muhammad bin Abdul Wahhab lahir pada tahun 1115 H / 1703 M di desa Uyainah tujuh puluh kilometer sebelah barat daya kota Riyadh Saudi Arabia. Masa kecilnya dihabiskan di Uyainah, di situ ia belajar agama Islam madzhab Hanbali di bawah bimbingan ayahnya, Abdul Wahab bin Sulaiman. Disamping mempelajari tafsir dan hadist versi Hanbali, ia juga mengagumi tokoh pembaharu Islam yaitu Ibnu Taimiyah dan muridnya Ibnu Qayyim al-Jauziah.
Muhammad bin Abdul Wahhab melanjutkan pendidikannya dengan mencari banyak guru selama beberapa tahun di Mekah dan Madinah. ia berguru kepada Muhammad Hayat Sindhi dan Syaikh Abdullah al-Najdy, syaikh Efendi ad Daghastani, Ismail al-Ajlawy,Syaikh Abdul Lathif al-‘Afalaqy dan Syaikh Muhammad al-‘Afalaqy. Tak puas dengan itu ia pergi ke Syria untuk belajar sambil berdagang. Di sana ia menemukan buku-buku karya Ibnu taimiyah dan Abdul Qoyyim al-Jauziyah yang sangat ia idolakan. Tak lama kemudian ia pergi ke Basrah, dan berguru kepada Syaikh Muhammad Al-Majmuu’iy. Di kota ini ia menghabiskan mencari ilmu selama empat tahun, sebelum akhirnya ia ditolak masyarakat karena pandangannya dirasa meresahkan dan bertentangan dengan pandangan umum yang berlaku di masyarakat setempat.

Sepulang dari Basrah, Muhammad bin Abdul Wahhab berhasil menyelesaikan sebuah karya yang kelak dijadikan rujukan utama oleh para pengikutnya, yaitu kitab al-Tauhid. Muhammad bin Abdul Wahhab meyakini bahwa Islam yang dibawa oleh Rasulullah telah sempurna. Hal ini didasarkan pada firman Allah yaitu Surat Al-Maidah ayat ketiga yang menyatakan akan kesempurnaan agama. Artinya ajaran agama Islam tidak perlu ditambah dan dikurangi. Jadi segala sesuatu dalam hal agama yang dikerjakan oleh suatu kaum yang Nabi tidak pernah mempraktikannya, maka inilah yang dinamakan bid’ah.
Sebagaimana Ibnu Qayyim, Muhammad bin Abdul Wahhab menganjurkan Islam otentik, sebuah konsep tentang Islam yang dipraktekkan oleh nabi dan para sahabatnya di Mekah dan Madinah. Karena terlalu otentiknya dalam memahami Islam, ia memahaminya secara tekstual-skriptual. Tanpa melihat yang dilingkupi hadirnya sebuah teks keagamaan. Juga kurang mengindahkan kondisi sosiokultur yang melingkupi masyarakat pada zaman yang ia hadapi.
Cara tekstual-skriptual inilah yang menjadi penyebab sering terjadinya perdebatan dan pertentangan dengan kelompok lain, dengan membid’ahkan, mensesatkan, mensyirikkan atau bahkan mengkafirkan kelompok lain.

C. RELASI WAHABI DENGAN KEKUASAAN

Sejak dahulu bangsa Arab di kenal sebagai bangsa yang sangat nasionalis, bahkan cenderung chauvanist. Bagi mereka nasab (garis keturunan) merupakan sebuah kebanggaan tersendiri. Sementara waktu itu bangsa Arab di perintah oleh bangsa Turki. Tentunya bangsa Arab tidak mau hal ini terus terjadi. Akhirnya, fanatisme rasial mengantarkan beberapa kabilah untuk memberontak. Salah satunya adalah Usman bin Hamad penguasa daerah Uyainah dan sekitarnya. Dari sinilah terjalin kerjasama antara Muhammad bin Abdul Wahhab dan Usman bin Hamad. Muhammad mengadakan pergerakan dari segi spiritual sedangkan Usman mengadakan gerakan dengan kekuatan pemerintahan administratif. Jadilah keduanya saling mengisi dalam kekuasaan, Muhammad sebagai konseptor, sedangkan Usman sebagai eksekutor. Namun tidak berselang lama, keduanya terlibat perseteruan. Muhammad mewajibkan adanya bai’at kepada masyarakat yang berhasil dikuasainya, pendapat ini ditentang oleh Usman. Hal ini membuat mereka berdua berpisah. Mereka akhirnya berjalan sendiri-sendiri seperti semula.

Setelah gagal berkoalisi dengan Usman bin Hamad, Muhammad bin Abdul Wahhab kemudian kerjasama dengan Muhammad bin Saud seorang bangsawan desa Ad-Di’riyah. Keduanya berhasil menguasai daerah yang saat ini di sebut Saudi Arabia. Setalah menguasai kota-kota penting mereka sepakat untuk menghancurkan situs sejarah yang menurut mereka sebagai sumber kesesatan. Misalkan makam Abdul Mutholib, Abu Tholib dan Ibunda Siti Khadijah, tempat kelahiran Nabi, kubah zam-zam, dll.

Keberhasilan ini yang dikemudian hari membuat Muhammad bin Saud memberikan hadiah kepada Muhammad bin Abdul Wahhab sebuah pengakuan yaitu menjadikan paham Wahabi sebagai paham resmi negara Arab Saudi. Setelah mendapatkan pengakuan dari penguasa Arab Saudi ajaran ini pun disebarkan keseluruh dunia termasuk Indonesia. Dengan Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baaz dan Syaikh Muhammad Nashirudin al-Albany sebagai guru besarnya. Keduanya merupakan mufti kerajaan Arab Saudi.

D. AJARAN-AJARAN WAHABI

Menurut penuturan al-maghfurlah KH. Siradjudin Abbas, praktik dan ajaran Wahabi di Mekah dan Madinah antara lain adalah :
a. Dilarang merokok.
b. Dilarang melagukan adzan, kasidah, dan ayat al-Qur’an.
c. Dilarang membunyikan radio.
d. Dilarang membaca kitab-kitab Shalawat dan Manaqib.
e. Tidak boleh mempelajari sifat wajib dan mustahil bagi Allah.
f. Dilarang memperingati Maulud Nabi Muhammad SAW. dan Isra’ mi’raj.
g. Dilarang berziarah.
h. Dilarang bertawassul.
i. Dilarang mengamalkan Thariqot.
j. Dilarang membaca tahlil.
k. dll.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar